CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA PELAJAR
Sebelum kita mengetahui bagaimana cara menaikkan keterampilan membaca berdasarkan para siswa atau pelajar ini terlebih dahulu kita ketahui pengertian serta pemahaman dari membaca.
Membaca dari Tarigan (1987: 7-8) merupakan suatu proses untuk memahami yang implisit serta tersurat, melihat pikiran yang terkandung pada pada istilah-kata yg tertulis. Selanjutnya menurut Tampubolon (1990: 41), membaca merupakan suatu kegiatan fisik serta mental. Dikatakan kegiatan fisik lantaran melibatkan kerja mata, serta dikatakan kegiatan mental karena menuntut kerja pikiran buat memahami yg tertulis. Berdasarkan pendapat para pakar tadi, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca buat memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media istilah-kata atau bahasa tulis.
Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yg dilakukan menggunakan tujuan memperoleh pemahaman yg bersifat menyeluruh mengenai bacaan itu serta evaluasi terhadap keadaan, nilai, fungsi, serta impak bacaan itu (Oka, 1983: 17). Selanjutnya Burns dkk (1984: 2) berpendapat bahwa membaca bisa dicermati sebagai suatu proses serta hasil. Membaca menjadi suatu proses adalah seluruh kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yg menunjuk pada tujuan melalui tahap-termin tertentu. Hal tadi berarti bahwa keterampilan membaca mengandung unsur-unsur: (1) suatu proses aktivitas yg aktif-kreatif, (2) objek serta atau sasaran aktivitas membaca yaitu lambang-lambang tertulis menjadi penuangan gagasan atau pandangan baru orang lain, dan (tiga) adanya pemahaman yang bersifat menyeluruh. Dalam pengertian tersebut, pembaca ditinjau sebagai suatu kegiatan yg aktif karena pembaca tidak hanya mendapat yg dibacanya saja, melainkan berproses buat memahami, merespon, mengevaluasi, serta menghubung-hubungkan aneka macam pengetahuan dan pengalaman yg ada pada dirinya. Adapun membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi menurut kegiatan yg dilakukan dalam saat membaca. Jadi bisa dikatakan bahwa keterampilan membaca adalah keterampilan yg dimiliki seorang buat memahami isi ihwal tulis. Sejalan menggunakan hal tersebut, Harris serta Sipay (1985: 12) mengatakan:“Reading is the meaningful interpretation of printed or written lisan symbols. Reading (comprehension) is a result of the interaction between the perception of graphic symbols that represent language and the reader’s language skills,cognitive skills, and knowledge of the world. In this process the reader tries to re-create the meanings intended by the writer.
Celce-Murcia (2001: 154) menyatakan:
In reading, “an individual constructs meaning through a transaction with written text that has been created by symbols that represent language. The transaction involves the reader’s acting on or interpreting the text, and the interpretation is influenced by the reader’s past experiences, language background, and cultural framework, as well as the reader’s purpose for reading”.
Baca Juga
Menurut Nuttal (1988: 31) keterampilan membaca pemahaman menjadi suatu proses hubungan antara pembaca dengan teks pada suatu peristiwa membaca. Dalam proses ini dituntut kemampuan mengolah informasi untuk membuat pemahaman. Saat proses komunikasi tadi terjadi, pembaca melakukan penyusunan balik pesan yg terdapat pada teks. Pada tahap ini pembaca melakukan hubungan antara makna yang terdapat pada teks menggunakan makna yg telah dimiliki sebelumnya. Jadi membaca pemahaman adalah proses menganalisis pesan penulis yg melibatkan proses mental dan ditentukan sang aneka macam faktor.
Zuchdi (1995: 34) menyatakan bahwa pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan pengetahuan yang digeneralisasi, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan keterangan yang diperoleh menjadi hasil membaca bahan tertulis. Hal tersebut berarti bahwa dalam proses pemahaman terjadi asimilasi dan akomodasi antara berita, konsep, serta generalisasi yang baru dengan semua pengetahuan yang telah dimiliki pembaca. Pembaca menginterpretasikan apa yang dibacanya menurut pengetahuan yg telah dimilikinya. Secara nir eksklusif pembaca berdialog dengan penulis lewat bacaan.
Makna yg terdapat dalam bahan nir selamanya masih ada dalam bacaan itu sendiri tetapi dapat juga berada di luar bacaan itu sendiri (makna tersirat). Oleh karena itu pembaca yg baik harus jeli serta melibatkan secara aktif dalam bacaan tadi. Hal tadi akan memudahkan pembaca dalam memperoleh pemahaman.
Berkenaan menggunakan keterampilan membaca pemahaman tersebut Wiryodijoyo (1989: 29) menyatakan bahwa pengajar harus dapat mengajarkan enam macam keterampilan, yaitu menemukan detail, menerangkan pikiran utama, mencapai istilah akhir, menarik kesimpulan, membuat penilaian, serta mengikuti petunjuk-petunjuk.
Berdasarkan taksonomi tersebut ada enam (6) jenis pertanyaan untuk mengungkap hasil belajar pada ranah kognitif, yaitu sebagai berikut.
a.kemampuan dalam aspek pengetahuan/ingatan
Kemampuan pada aspek pengetahuan/ingatan hanya dimaksud untuk mengukur kemampuan ingatan tentang sesuatu hal atau warta faktual. Kemampuan soal dalam tingkat ini berarti hanya mengukur tingkat yg sifatnya hanya keterangan faktual saja.
b.kemampuan pada aspek pemahaman
Soal yg mengukur aspek taraf pemahaman merupakan soal yang dimaksudkan buat mengukur kemampuan pemahaman siswa tentang adanya hubungan yg sederhana di antara warta-warta atau konsep
c.kemampuan pada aspek aplikasi
Soal yang mengukur aspek aplikasi merupakan soal yg dimaksud buat mengukur kemampuan siswa menentukan serta mempergunakan sesuatu abstraksi tertentu dalam situasi yang baru.
d.kemampuan pada aspek analisis
Soal yg mengukur aspek analisis adalah soal yg dimaksud buat mengukur kemampuan anak didik menganalisis sesuatu hal, interaksi, atau situasi eksklusif dengan mempergunakan konsep-konsep dasar tertentu.
e.kemampuan dalam aspek sintesis
Soal yang mengukur aspek buatan adalah soal yg dimaksud buat mengukur kemampuan murid buat menghubungkan antara beberapa hal, menyusun balik hal-hal eksklusif menjadi struktur baru, atau melakukan generalisasi.
f.kemampuan dalam aspek evaluasi
Soal yg mengukur pada aspek evaluasi merupakan soal yang menuntut murid buat bisa melakukan evaluasi terhadap sesuatu hal, perkara, atau situasi yg dihadapinya dengan mendasarkan diri pada konsep atau acuan tertentu.
Menurut pendapat Heilman, Blair, dan Rupley (1986: 193), sistem penjabaran taksonomi Barret dibagi sebagai 5 (lima) buah. In Barret’s classification system, the following five levels of comprehension are identified: literal comprehension, reorganization, inferential comprehension, evaluation, and appreciation.
Sejalan dengan pendapat tersebut, berdasarkan Brown dan Attardo (2000: 169), pemahaman bacaan diklasifikasikan menjadi empat (4) buah, antara lain:
a.pengertian literal: jawaban-jawaban atas pertanyaan terdapat pada pada teks bacaan/tersurat. Siswa hanya mengadopsi atau merogoh dari bacaan tadi.
b.penggabungan kembali: pertanyaan-pertanyaan ini masih mengenai hal-hal yg tersurat, namun digabungkan dengan kabar tersurat berdasarkan 2 atau lebih bagian bacaan.
c.kesimpulan: jawaban-jawaban berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yg implisit.
d.tanggapan eksklusif: Pertanyaan misalnya “Apakah Anda menikmati cerita itu?” dan “Apa pendapatmu tentang konduite berdasarkan karakter X?”
Sedangkan menurut Harris & Sipay (1985: 87), pemahaman bacaan diklasifikasi menjadi lima (5) butir berikut.
a.kosakata. Siswa itu harus:
1)mempunyai suatu kosakata bacaan yang seksama dan ekstensif.
2)memakai konteks secara efektif buat (a) menentukan makna serta suatu kata yg tidak familiar (biasa didengar) dan (b) memilih makna yang tepat berdasarkan suatu istilah.
3)menginterpertasikan bahasa figuratif serta nonliteral.
b.pemahaman literal. Siswa itu wajib :
1)tahu makna serta keterkaitan menurut aneka macam unit yg lebih luas secara meningkat, seperti frase, kalimat, paragraf, dan keseluruhan seleksi.
2)mengerti dan mengingat pulang ilham-inspirasi utama yang ada.
3)mencatat serta mengingat pulang hal-hal detil yang terdapat/tersurat.
4)mengenali serta mengingat balik serangkaian kejadian yang ada sesuai menggunakan urutan yg sahih.
5)mencatat serta menjelaskan hubungan karena-akibat yg tersurat.
6)menemukan banyak sekali jawaban pada pertanyaan yang khusus.
7)mengikuti perintah-perintah yg tersurat secara seksama.
8)membaca sepintas buat mendapatkan kesan yg menyeluruh.
c.pemahaman inferensial. Siswa itu wajib :
1)mengerti dan mengulang pulang wangsit-inspirasi utama yg tersirat.
2)Mencatat serta mengulang hal-hal detil penting yang implisit.
3)Mengenali serta mengulang suatu rangkaian insiden-peristiwa yg implisit sesuai menggunakan urutan yang sahih.
4)Mencatat dan menyebutkan interaksi sebab-akibat yg tersirat.
5)Mengantisipasi dan memprediksi output-hasil.
6)Memahami rencana dan maksud berdasarkan pengarang.
7)Mengidentifikasi teknik-teknik mengarang yang digunakan untuk membangun dampak-pengaruh yang diinginkan.
d.membaca kritis. Siswa itu hendaknya mengevaluasi apa yang dibaca secara kritis.
e.membaca kreatif. Siswa itu hendaknya sanggup memprediksi menurut apa yang sudah dibaca buat mendapatkan berbagai wangsit serta konklusi baru.
Faktor-faktor yg Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa membaca pemahaman adalah aktivitas yang melibatkan berbagai keterampilan, peningkatan keterampilan membaca pemahaman bukanlah suatu hal yg mudah. Proses pemahaman pada keterampilan membaca merupakan proses yang mempunyai banyak sekali segi dan ditentukan oleh berbagai faktor yang bervariasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya: intelegensi, minat baca, motivasi, imbas lingkungan, pengetahuan atau pengalaman pembaca, juga kompetensi linguistik yg meliputi penguasan struktur tata bentuk, struktur kalimat, serta pemilihan kata.
Jadi, keterampilan membaca pemahaman adalah keterampilan yg sangat kompleks serta banyak dipengaruhi oleh banyak sekali faktor. Apabila keterampilan tersebut nir dikuasai, sudah dapat dipastikan bahwa pembaca tidak akan memperoleh tingkat pemahaman yg tinggi.
Menurut Pearson (1978: 9), kemampuan membaca seorang dipengaruhi oleh faktor dalam diri serta luar diri seseorang. Faktor dari dalam diri mencakup: kompetensi linguistik, minat, motivasi, dan kemampuan membaca. Sedangkan faktor dari luar diri anak didik yaitu: unsur dari bacaan itu sendiri yg berupa pesan yg tertulis dan faktor-faktor di lingkungan membaca.
Pendapat tadi di atas sejalan menggunakan pernyataan menurut Leu Jr serta Kinzer (1987: 9) yang mengungkapkan bahwa reading is a developmental, interactive, and dunia process involving learned skills. The process specifically incorporates an individual’s linguistic knowledge, and can be both positively and negatively influenced by non-linguistic internal and external variables or factors.
Menurut Slameto (1995: 54-72), faktor-faktor yg mempengaruhi belajar bisa digolongkan sebagai 2, yaitu faktor internal serta faktor eksternal. Faktor internal dibagi sebagai 3 faktor, yaitu faktor jasmaniah, psikologis, serta kelelahan. Adapun faktor eksternal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor famili, sekolah, dan warga .
Suryabrata (1995: 249-254) membagi faktor-faktor yg diduga menghipnotis penentu keberhasilan belajar dalam 2 penjabaran, yaitu: faktor-faktor yang asal berdasarkan luar diri murid serta faktor-faktor yang asal berdasarkan dalam diri siswa. Faktor-faktor menurut luar murid dibagi lagi sebagai dua faktor, yaitu faktor-faktor nonsosial dan sosial. Adapun faktor-faktor berdasarkan dalam diri siswa dibagi lagi sebagai 2 golongan, yaitu faktor-faktor psikologis dan fisiologis.
Selanjutnya, dari Schieffellein serta Simmons (1981) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan output belajar dalam 3 kategori, yaitu (1) asal belajar serta proses belajar di sekolah, (dua) kemampuan serta kecakapan pengajar, serta (3) kemampuan murid. Madaus (1979: 208-230), bersama tim penelitiannya membagi sebagai lima kategori, yaitu (1) individual murid, (dua) lingkup sekolah, (3) latar belakang siswa, (4) komposit ubahan kelas dan individu murid, serta (lima) skor tes intelegensi. Sudarsono (1985: 11), memberitahuakn betapa banyaknya variabel yg diduga menghipnotis output belajar murid, terdiri atas (1) latar belakang famili, seperti bahasa yang dipakai murid pada tempat tinggal , asa orang tua, fasilitas belajar pada tempat tinggal , norma belajar di rumah, banyak saudara kandung, pendidikan orang tua, (dua) ciri perseorangan murid, seperti jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, kemampuan dasar, intelegensi, sikap dan motivasi, (3) ciri pengajar, seperti pengalaman mengajar, pendidikan, penataran, serta perilaku, (4) latar belakang sekolah, misalnya fasilitas fisik sekolah, besar sekolah, serta fasilitas alat pelajaran, termasuk kelengkapan buku-buku pelajaran, (lima) grup sahabat sebaya.
Pendapat-pendapat tadi pada hakikatnya hampir sama serta saling mengisi sebagai akibatnya faktor-faktor yang diduga mensugesti kemampuan dalam keterampilan membaca pemahaman dapat dikelompokkan sebagai 2 bagian, yaitu faktor linguistik serta nonlinguistik. Faktor linguistik yg dimaksud pada penelitian ini antara lain: pengetahuan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Adapun faktor-faktor nonlinguistik berupa: kecerdasan, minat, motivasi, cara mengikuti pelajaran, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta pengajar, lingkungan sosial, sumber belajar dan proses belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya.
Sumber : Disarikan dari aneka macam sumber
Sumber Gambar : //www.kemdiknas.go.id/
Referensi :
Allen, M. J. Serta Yen, W. M. (1979). Intriduction to measurement theory. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., and Fusrt, E. J. (1956). Taxonomy of educational objectives: Handbook I, Cognitive domain. London: Longman Group LTD.
Brown, H. D. (2000). Principles of language learning and teaching. Fourth Edition New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Brown, S. And Attardo, S. (2000). Understanding language structure, interaction, and variation. An introduction to applied linguistics and sociolinguistics for nonspecialists. USA: The University of Michigan Press.
Burns, P. C., Roe, B. D., and Ross, E. P. (1984). Teaching reading in today’s elementary school. Boston: Houghton Mifllin Company.
Cohen, J. (1977). Statistical power analysis for the behavioural sciences (Rev. Ed.). New York: Academic Press.
Falk, S. Y. (1973). Linguistics and language. A kuesioner of basic concepts and applications. USA: Xerox Co.
Leu, Jr., D. J. And Kinzer, C. K. (1987). Effective reading instruction in the elementary grades. Columbus: Merrill Publishing Company and A Bell & Howell Company.
Tampubolon, D. P. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif serta efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1987). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
-----------. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif dan efisien. Bandung: Angkasa.
Wiryodijoyo, S. (1989). Strategi menaikkan kemampuan membaca (diktat). Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Yuwanti. (1998). Faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD: studi perkara di SD Negeri Pabean (skripsi). Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Zuchdi, D. (1993). Keterampilan membaca serta faktor-faktor penghambatnya: studi masalah terhadap mahasiswa berprestasi rendah. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
------------. (1995). Strategi menaikkan kemampuan membaca: peningkatan kemampuan pemahaman bacaan. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Allen, M. J. Serta Yen, W. M. (1979). Intriduction to measurement theory. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., and Fusrt, E. J. (1956). Taxonomy of educational objectives: Handbook I, Cognitive domain. London: Longman Group LTD.
Brown, H. D. (2000). Principles of language learning and teaching. Fourth Edition New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Brown, S. And Attardo, S. (2000). Understanding language structure, interaction, and variation. An introduction to applied linguistics and sociolinguistics for nonspecialists. USA: The University of Michigan Press.
Burns, P. C., Roe, B. D., and Ross, E. P. (1984). Teaching reading in today’s elementary school. Boston: Houghton Mifllin Company.
Cohen, J. (1977). Statistical power analysis for the behavioural sciences (Rev. Ed.). New York: Academic Press.
Falk, S. Y. (1973). Linguistics and language. A kuesioner of basic concepts and applications. USA: Xerox Co.
Leu, Jr., D. J. And Kinzer, C. K. (1987). Effective reading instruction in the elementary grades. Columbus: Merrill Publishing Company and A Bell & Howell Company.
Tampubolon, D. P. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif serta efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1987). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
-----------. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif dan efisien. Bandung: Angkasa.
Wiryodijoyo, S. (1989). Strategi menaikkan kemampuan membaca (diktat). Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Yuwanti. (1998). Faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD: studi perkara di SD Negeri Pabean (skripsi). Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Zuchdi, D. (1993). Keterampilan membaca serta faktor-faktor penghambatnya: studi masalah terhadap mahasiswa berprestasi rendah. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
------------. (1995). Strategi menaikkan kemampuan membaca: peningkatan kemampuan pemahaman bacaan. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
0 Response to "CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA PELAJAR"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.