CARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media dibuat dengan rancangan yg sistematis melalui aneka macam langkah pengembangan serta melibatkan berbagai tenaga terampil serta ahli, dan menggunakan aneka macam jenis alat-alat. Dengan cara demikian diharapkan media yg didapatkan bisa adalah media yg efektif. Tetapi demikian betapapun poly kelebihan suatu media, jika cara menggunakannya tidak benar tentulah nir akan banyak manfaatnya. Lantaran itu yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan serta cara penggunaan media itu pun jua perlu diatur dan didesain sebaik¬-baiknya. Lebih-lebih bila media itu merupakan media pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif maka pemanfaatan dan penggunaan media itu wajib direncanakan dan dibuat secara sistematik. Berikut ini diuraikan cara-cara penggunaan dari beberapa media serta peralatannya yang paling generik digunakan dan tersedia pada forum-forum diklat pada menunjang proses pembelajaran.
1) Buku materi ajar atau handouts.
Bila handouts yang digunakan mengikuti aktivitas proses pembelajaran, usahakan dibagikan dalam awal aktivitas. Dan peserta diklat diinstruksikan buat melihat atau mencari laman-page pada buku yg memuat materi yg dikehendaki beserta-sama. Bisa berupa tabel, kolom-kolom, diagram, gambar, foto, sketsa, bagan, grafik, kartun, disain huruf dan sebagainya. Akan menarik apabila masing-masing peserta diberi kesempatan buat mendiskusikan suatu kasus atau membahasnya bersama-sama. Tetapi jika hanya sebagai surat keterangan saja usahakan dibagikan pada akhir aktivitas pembelajaran, jika nir peserta diklat cenderung akan membaca kearah handoutsnya saja.
2) Papan Tulis atau Blackboard.
Penggunaannya selalu dilakukan dalam waktu itu juga, baik menuliskan sesuatu atau membuat sketsa juga gambar-gambar sederhana. Sebaiknya disaat menulis pada papan, hindari sembari berbicara.
Untuk memancing curah pendapat dan supaya seluruh peserta melihat pendapat peserta yang lain, setiap pendapat langsung dituliskan di papan tulis. Efeknya terdapat perasaan dihargai setiap apa yg diungkapkan peserta. Apalagi kalau pendapatnya sahih, membuat si perserta lebih berbangga hati.
Seandainya pengajar memiliki kemampuan menggambar atau tulisannya indah, kesempatan ini baik dimanfaatkan semaksimal mungkin, sebab perhatian peserta biasanya akan tercurah kearah proses penggambaran serta akan menyebabkan respek/penghargaan kepada guru.
Yang harus diwaspadai adalah supaya nir terlalu acapkali melewatkan tatap pandang ke arah peserta, ketika menulis, bagi yg nir berbakat menulis mengagumkan merupakan kendala, dan biar apapun gambar dan goresan pena nir sebagus yang diperlukan tampilannya, karena indera tulisnya berdasarkan kapur,dan perlu waktu usang buat membuatnya. Juga ketika menghapus tampilan goresan pena dan gambar akan menimbulkan debu yg cukup mengganggu.
3)White board.
Prinsipnya penggunaan white board ini hampir sama menggunakan papan tulis biasa, hanya tidak sinkron ditampilan papan serta indera tulisnya, serta imbas tampilan gambar serta goresan pena yang lebih kelihatan rapih serta buat pemakaian indera tulis yang berwarna-warni. Bisa jua dimanfaatkan buat menempelkan gambar-gambar yang direkati magnit. Hati-hati menggunakan pemeliharaan alat tulisnya, lantaran mengandung cairan alkohol atau thiner, karena gampang menguap kalau lupa memasang tutupnya, sebagai akibatnya sebagai kemarau tidak mampu digunakan lagi, harganya jadi mahal. Kemungkinan lain alat tulisnya lantaran bentuknya hampir sama dengan yg tintanya permanent bisa tertukar, sebagai akibatnya sulit dihapus. Kalau hanya beberapa coretan masih mampu diakali dengan menggoreskan dalam coretan itu memakai spidol yg non permanen selagi basah buru-buru dihapus dengan penghapus. Namun jika poly sebaiknya menggunakan cairan alkohol atau thinner.
Alat tulis white board biasa disebut board marker, namun biasanya menyebutnya dengan spidol biarpun kurang sempurna. Sebab spidol adalah sebuah merk buat board marker yg lebih dahulu populer di Indonesia. Sama misalnya menyebut semua air mineral pada kemasan botol menggunakan "aqua" padahal merknya lain. Atau "in focus" buat semua LCD (Liquid Crystal Display) proyektor. Juga menyebut "kodak" untuk semua kamera foto. Dan masih poly lagi contoh-contoh yg lain. Tetapi justru rakyat lebih menerima yg terlanjur salah .
4) Peta singkap / Flipchart.
Sebaiknya lbr pertama serta kedua dibiarkan kosong atau nir ditulisi, digunakan sebagai penutup pelin¬dung lembaran bahan ajar yang akan ditampilkan supaya tidak terbaca terlebih dahulu sang peserta diklat.
Usahakan cara menyingkap lembaran kertas flipchart dengan melipat berdasarkan sudut bawah berupa segitiga tegak lurus; baru disingkap keatas relatif dengan tangan satu agar kelihatan profesional rapih dan nir berantakan.
Setiap sudut lembaran flipchart yang sudah terdapat materi pelajarannya diberi code berupa indikasi tulisan mini saja, untuk catatan bagi guru agar saat menyingkap lembarannya sinkron yang dikehendaki nir galat serta berulang-ulang.
Apabila kemampuan menulis atau pun menggam¬bar terbatas, usahakan nir usah memaksakan diri buat membuat tampilan bahan ajar sendiri, minta bantuan orang yang lebih ahli. Atau meman¬faatkan alat-alat OHP buat rnenayangkan tulisan maupun gambar ke kertas flipchart serta menciptakan jiplakannya. Jiplakan mampu pribadi ditulis dengan spidol atau hanya dengan pensil saja, dengan maksud nantinya akan ditebalkan disaat presen¬tasi pada depan kelas, sebagai akibatnya seolah-olah mampu menggambar dengan cekatan dan akurat.
Untuk metode curah pendapat, sangat disarankan semua pendapat peserta diklat pribadi dituliskan pada kertas flipchart. Ini menaruh perhatian pada butir pikiran peserta diklat. Lagi pula coretari-coretan ini sanggup disimpan. Untuk menampilkan juga bisa bervariasi, mau berurutan atau acak, atau diulang-ulang bila dibutuhkan. Lebih mengena lagi jika dalam aktivitas diskusi kelompok memanfaatkan lembaran-lembaran kertas flipchart ini, masalahnya sanggup disimpan serta ditempel di dinding atau dimana saja.
Yang perlu diwaspadai keterbatasan berukuran kertas flipchart yg tidak begitu lebar, sehingga buat ditampilkan di depan audience yg besar jumlahnya kurang tepat. Terlalu mini .
Flipchart sangat sempurna dipakai menjadi media cadangan yang mudah dibawa kemana-mana menggunakan cara hanya digulung saja, ringan dan nir begitu makan loka, dan mampu dipersiapkan di loka lain serta mungkin juga oleh orang lain yang lebih ahli. Bermanfaat sekali bila genre listrik padam, sementara media yg lain berupa alat-alat elektro nir sanggup berfungsi. Juga bila wajib mengajar pada wilayah terpencil yg belum terdapat aliran listrik atau pada tempat terbuka.
5)Film bingkai (slide film) proyektornya,
Bahan bahan ajar sanggup dibentuk berupa foto, baik hitam putih maupun rona sehingga lebih meyakinkan bagi para peserta diklat. Lantaran keterbatasan cahaya yg diproyeksikan sehingga memerlukan pemadaman lampu ruangan serta membuatnya gelap total. Usahakan buat nir terlalu lama mempresentasikan bahan ajar slide ini, buat menghindari peserta malah jatuh tertidur. Kendala yg primer merupakan peserta nir bisa membuat catatan lantaran gelap, juga tatap pandang menggunakan para peserta terganggu.
Sebaiknya datang lebih awal sebelum memulai presentasi untuk persiapan pemasangan film bingkainya (slide), dan mencoba tayangannya di layar apakah telah tepat.
Namun dalam kenyataannya, media ini serta peralatannya sudah sporadis yg menyediakan serta memanfaatkannya lantaran sudah digantikan menggunakan peralatan berteknologi baru yg lebih mudah namun lebih akbar kemampuannya.
6) Media Film berkecimpung serta proyektornya.
Bila media filmnya telah ada tinggal memasang¬nya sesuai dengan petunjuk praktisnya. Tetapi buat menghasilkan film beranjak ini cukup memakan waktu serta tenaga yang poly dan porto yang besar .
Kemarnpuan untuk mengungkapkan gambar yg latif, konkret, beranjak dan bersuara wajib kita manfaatkan semaksimal mungkin. Tetapi wajib diwaspadai karena situasi ruangan dibikin gelap total, sebagai akibatnya tatap pandang ke peserta terganggu, sementara kemungkinan peserta jatuh tertidur. Karena merekapun tidak sanggup membuat catatan.
Media film dengan proyektornya inipun telah termasuk barang langka, selain kesulitan penampilannya, pada mana nir sembarang ruangan sanggup dimanfaatkan, spare partsnya sulit diperoleh, pula kurang mudah serta fleksibel pemakaiannya, apalagi telah terdapat alat-alat lain yang prinsipnya sama namun lebih menjanjikan, misalnya video cassette; laser disc video atau CD video.
7) Transparerssi serta Overhead Proyektor.
Penggunaan media transparensi menggunakan proyektornya merupakan sangat mudah, mudah dan sederhana. Sebelum memulai pelajaran sebaiknya mengecek dulu OHP (Overhead projector) -nya, cari di mana letak tombol on/off nya terlebih dahulu, coba nyalakan, jika nir menyala periksa kabelnya sudah menyambung dengan stop kontak, apabila nir menyala juga periksa ujung kabelnya apakah ada yang putus, apabila masih tidak bisa juga hubungi panitia diklatnya. Bila telah menyala taruh selembar OHT (overhead transparency) yang bukan berisi bahan ajar, termasuk bingkainya, pada permukaan kaca, posisikan gambar yang tertayang pada layar dengan enak, dan stel ketajaman gambar dengan memutar tombol focus. Setelah itu anda siap mempergunakannya.
Setiap mengubah OHT sebaiknya OHP pada keadaan padam supaya nir mengganggu pandangan peserta saat membarui, posisi berdiri saat memasang OHT sejajar dengan OHP, baik pada sebelah kanan atau sebelah kiri, ini pentirig buat menghindari OHT yang dipasang tidak terbalik, sebaiknya tidak menghalangi pandangan peserta diklat secara holistik. Bila toh demikian jua, sebaiknya posisi berdiri diubah supaya jua nir menyebabkan kejenuhan pandangan peserta.
Hindari menunjuk tampilan ke arah layar, atau memakai penunjuk, cukup meletakkan sesuatu yang runcing, berupa lidi atau pensil, atau ballpoint pada atas lembaran OHT. Juga hindari memilih menggunakan jari tangan atau benda yg diputar ¬putar pada atas OHT, hal ini mengurangi kenikmatan pandangan peserta.
OHT yang dipakai bisa dipersiapkan sebelumnya ditempat lain bisa oleh orang lain yang sanggup supaya tampil cantik dan menarik atau ditulis waktu itu pula sendiri di permukaan OHT.
Tetap menjaga hubungan pandang dengan peserta menggunakan tidak membelakangi peserta pada ketika membaca kearah tayangan di layar, usahakan membaca ke arah OHT.
Sebaiknya penayangan OHT dibentuk lebih variatif supaya peserta nir jenuh, hindari sebagai pembantunya indera bantu, supaya tampilan lebih rilek.
OHT yg dipakai dapat difotocopy buat bahan handouts bagi para peserta diklat.
Sebaiknya OHT yang sudah dipakai disimpan menggunakan cermat, menggunakan diberi lapisan plastik atau kertas pelindung agar motifnya nir tergesek-gesek sebagai akibatnya mengelupas dan rusak. Untuk lebih amannya dan mudah mencarinya sebaiknya dimasukkan kedalam album clear holder, tentu saja tanpa bingkainya.
Agar para peserta diklat pandangannya lebih terarah pada tampilan OHT yang ditayangkan, pakailah bingkai (frame) khusus OHT dan beri epilog agar nir ada cahaya lampu yg nir bermanfaat bocor ikut ditayangkan. Di samping itu bingkai bermanfaat buat menekan OHT agar permanen rata meskipun kena panasnya lampu yg kemungkinan melengkung, pula agar permanen rapih dalam tempatnya. Pakailah penutup OHT yg ditempeli pemberat supaya nir jatuh ketika pada posisi tepi OHP, atau diterbangkan angin menurut kipas angin atau blower AC ruangan. Manfaatkan bingkai juga epilog OHT menjadi catatan rahasia buat kita sendiri, mungkin berupa kata asing, singkatan, istilah asing, nomor -angka surat kepu¬tusan atau undang-undang, urutan pokok-utama bahasan atau apa saja, menjadi contekan yg nir akan diketahui sang peserta berdasarkan dalam kita harus mencarinya menggunakan membuka buku catatan yang belum tentu segera ketemu, sementara peserta melihat bahwa kita nir siap.
8) Video cassette, Laser Video serta Compact Disc (CD) Video menggunakan peralatan penayang Pesawat Televisi atats LCD (Liquid Crystal Display) proyektor.
Sebetulnya media gambar bergerak berupa Video Cassette, Laser video serta Compact Disc (CD) Video pada awalnya merupakan berasal menurut gambar film bergerak juga, yang pada transfer sebagai media video. Tetapi sesudah itu memang buat pembuatan gambar video nir memakai kamera film lagi tetapi langsung dengan kamera video, yg lebih menjanjikan segalanya. Misalnya dalam proses pengambilan gambar (shooting) menggunakan kamera telah sanggup disaksikan pribadi output gambarnya, dengan cahaya yg seadanyapun sanggup merekam gambar, ad interim pita videonyapun bisa digunakan berulang kali.
Maka berdasarkan sini penggunaan media video menggunakan perangkatnya tidak tidak sinkron jauh menggunakan gambar film menggunakan proyektornya, di waktu pemutaran ulang. Bedanya ruangan nir perlu digelapkan, semua lampu ruangan mampu dibiarkan permanen menyala. Baik untuk memutar ulang gambar video itu melalui pesawat Televisi ataupun diproyeksikan ke layar menggunakan memakai LCD proyektor. Sehingga tatap pandang dengan semua peserta diklat nir terganggu.
9) Media Komputer Multi Media dengan LCD Proyektor.
Sebaiknya sewaktu mempergunakan media multi media menggunakan LCD proyektor, diusahakan buat tiba lebih awal dari para peserta diklat, sehingga sewaktu melakukan kegiatan mema¬oleh peralatan dan menyambung kabel-kabel yang tidak sedikit jumlahnya itu termasuk setting sound systemnya nir disaksikan oleh peserta diklat. Sehingga begitu proses pembelajaran dimulai semuanya sudah siap serta langsung mulai tanpa pengetesan lagi.
Percaya dalam panitia/petugas diklat boleh saja namun curiga jalan terus, maksudnya seseorang Pelatih yang akan mengajar usahakan jua selalu siap dengan segala situasi dan kondisi pada kelas. Misalnya dianjurkan buat paling tidak membawa Testpen elektro, buat mengecek genre asal daya listrik, pula jika mungkin kabel rol listrik minimal 5 meter, sambungan "T" 2 buah. Atau multi stop kontak yang berisi 6 lobang. Karena seringkali terjadi gara-gara memerlukan beberapa stop kontak yg banyak, petugas tidak siap. Sehingga menunggu dicarikan dulu, apalagi jika petugas diklatnya juga datangnya terlambat, ad interim peserta diklat sudah mulai hadir. Untuk presentasi menggunakan media personal komputer dengan LCD proyektornya, usahakan memanfaatkan komputer Note book atau Laptop sebab penyaji sanggup tetap tatap pandang menggunakan peserta diklat, meskipun sambil melihat ke layar monitor komputernya. Kalau toh harus menggunakan Desktop komputer ya mampu saja berasal ada. Layar, monitornya yg mampu tampil simultan menggunakan yg ditayangkan pada layar, melalui LCD proyektor.
Selalu ingat buat merubah tampiian layar nir dalam posisi. Trapesium (Keystone), atau tayangannya sudutnya nir siku menjadi siku. Sehingga tampilan gambar sesuai menggunakan skalanya, nir memanjang atau melebar.
Sebaiknya menggunakan laser pointer buat memilih ke layar supaya lebih jelas, namun nir semata-mata membelakangi peserta diklat.
Usahakan memposisikan power LCD proyektor ke posisi "Stand by" jika tidak dipakai, jadi nir langsung menekan tombol "Off-nya.
Efek suara bila kurang perlu sebaiknya dipelankan atau dimatikan jika mengganggu konsentrasi peserta diklat. Jangan lupa merogoh balik diskette atau CD video pelajaran yang dipakai di komputer apabila alat-alat itu bukan bawaan sendiri karena sering tertinggal.
Bila menggunakan tampilan alfabet yang khas yang pada personal komputer yg dipergunakan nir terdapat, sebaikrnya diinstal dulu buat menghindari tampilannya diubah sang komputer sebagai akibatnya berbeda sama sekali dan terkesan berantakan.
Cara lain artinya sebelumnya merubah tampilar huruf (text) itu menjadi file gambar (curve), atau bitmap. Atau yang paling kondusif adalah menggu¬nakan font atau huruf yang sudah standard dsemua komputer berbasis Microsoft Windows, seperti Arial atau Times New Romans.
Kemungkinan ada kesalahan ejaan atau terdapat saran perbaikan dari peserta mengenai tampil-annya sebaiknya proses perbaikannya dilakukan di depan para peserta saat itu juga, disamping menghindari faktor lupa jua peserta yg meng¬usulkan akan mendapatkan kepuasan tersendiri.
10) Media Audio serta Radio.
Media audio dan radio berkaitan dengan alat telinga. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik ekspresi (ke dalam kata-istilah/bahasa verbal) juga non lisan. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio, antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, kaset audio, cd audio serta laboratorium bahasa. Untuk pelajaran pengenalan bunyi-bunyian contohnya sound effect, atau macam-macam irama musik, serta mengenal suara sendiri di waktu mengajar di depan kelas, mampu dimanfaatkan alat-alat audio ini. Yaitu dengan merekamnya dan memutar ulang. Kita pakai audio kaset player atau pita reel audio. Sedangkan buat pelajaran bahasa asing mampu memanfaatkan kaset ataupun cd audio. Untuk PH (piringan hitam) mungkm hanya sanggup memutar ulang lagu atau musik juga suara-bunyian.
Sedangkan radio mampu dimanfaatkan siaran-sia¬rannya buat belajar tanpa wajib di depan keias, dan sambil tetap mengerjakan pekerjaan yang lain.
11) Benda nyata atau tiruan miniatur.
Manfaatkan benda nyata atau tiruannya sanggup berupa minatur buat peragaan ataupun kegiatan praktik. Bila memakai benda miniatur sebaiknya hadirkan pembandingnya.
Demikian cara penggunaan media pembelajaran yg bisa dipakai pada proses belajar mengajar di kelas. Semoga berguna.
Sumber referensi :
Radio NederlandTraining Centre, Handouts OVERHEAD PROJECTOR Alaihi Salam TEACHING AIDS. Hilversum, The Netherland, 1987.
Amir Hamzah Suleiman,MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK PENGAJARAN, PENERANGAN DAN PENYULUHAN. PT. Gramedia Jakarta 1981.
Sayling Wen, FUTUREOF THE MEDIA, Lucky Publishers, P.O.box 238, Batam Centre, 29432: Prof. Dr. AzharArsyad, MA, MEDIA PEMBELAJARAN PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002.
Lisa Lopuck,DESIGNING MULTIMEDIA, Peachpit Press 2414 Sixth Street Berkeley, CA 94710, USA, 1996
Dr. Arif S. Sadiman, M.sc.(dkk), MEDIA PENDIDIKAN : Pengertian, Pengembangan serta Pemanfaatannya, Jakarta, PT Raja GrafindoPersada 2002.
0 Response to "CARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.