PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH SWT
Menurut pengertian bahasa, istilah Iman adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti agama yang diyakini kebenarannya pada hati (pembenaran hati), diikrarkan secara ekspresi, serta mengamalkan atau direalisasikan pada perbuatan dengan anggota badan.
Berdasarkan pengertian itu, dapat ditarik suatu konklusi bahwa iman pada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan menggunakan ekspresi, serta dibuktikan dengan perbuatan amal saleh. Hal tersebut dapat dijabarkan pada penerangan berikut ini :
"Membenarkan dengan hati" maksudnya mendapat segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
"Mengikrarkan dengan ekspresi" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak terdapat sesembahan yg hak kecuali Allah serta bahwa Muhammad merupakan utusan Allah).
"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya pada bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan kegunaannya. Kaum salaf berakibat amal termasuk pada pengertian iman. Dengan demikian iman itu sanggup bertambah serta berkurang seiring menggunakan bertambah serta berkurangnya amal shalih.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menyatakan: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan. Sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman pada Allah, hari lalu, malaikat-malaikat, buku-kitab , nabi-nabi, serta menaruh (sebagian) harta yg dicintainya pada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) serta orang-orang yang meminta-minta, serta (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji serta orang-orang yang tabah dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itula orang-orang yang benar (imannya), serta mereka itulah orang-orang yg bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah, dua: 177).
Rasa percaya akan adanya Sang Maha Pencipta Tunggal, Allah SWT, bisa ditumbuhkan menggunakan berbagai cara. Di antaranya menggunakan menggunakan nalar pikiran yang sehat buat memerhatikan segala apa yang telah diciptakan Allah SWT, seperti alam semesta serta segala isinya. Imam Syafi'i yang hayati antara tahun 150 H-204 H (767 M-820 M), menandakan kebenaran Ada serta Kuasanya Allah menggunakan memerhatikan tumbuhan murbei. Hasil amatab Imam Syafi'i menyimpulkan bahwa flora murbei memiliki beragam kegunaan. Apabila daun tadi dimakan sang ulat sutera, maka kepompong ulat sutera yang makan daun murbei akan menjadi bahan kain sutera yg berkualitas dan latif dipakai. Kalau daun tadi dimakan sang, maka sapi tadi akan menghasilkan susu yang lezat diminum.
Malaikat Yang Datang Bertanya:
Umar bin Al-Khattab r.A menceritakan bahwa pada suatu saat Rasulullah SAW didatangi sang seorang laki-laki yg berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, bekas telapak kakinya tidak terlihat, dan tidak seseorang pun sahabat sahabat Rasulullah SAW yg hadir waktu itu mengenalnya. Lalu lelaki itu mengemukakan beberapa pertanyaan tentang rukun Islam, rukun iman, serta mengenai ihsan. Mengenai rukun iman ia bertanya, "Beritahukanlah saya tentang keimanan!" Rasulullah SAW menjawab: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab -kitab -Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, serta qadar (takdir) yang baik ataupun buruk." Lelaki itu lalu mengatakan, "Tuan sahih." (H.R. Muslim).
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis nabi, yang diperkuat oleh logika sehat, maka aturan beriman kepada Allah SWT itu merupakan fardu'ain. Apabila ada orang yg mengaku Islam, namun nir percaya pada Allah SWT, maka orang tadi dianggap sudah murtad (keluar berdasarkan Islam).
Berdasarkan pengertian itu, dapat ditarik suatu konklusi bahwa iman pada Allah SWT adalah mempercayai atau meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kemahasempurnaan-Nya. Kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan menggunakan ekspresi, serta dibuktikan dengan perbuatan amal saleh. Hal tersebut dapat dijabarkan pada penerangan berikut ini :
"Membenarkan dengan hati" maksudnya mendapat segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
"Mengikrarkan dengan ekspresi" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat "Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak terdapat sesembahan yg hak kecuali Allah serta bahwa Muhammad merupakan utusan Allah).
"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya pada bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan kegunaannya. Kaum salaf berakibat amal termasuk pada pengertian iman. Dengan demikian iman itu sanggup bertambah serta berkurang seiring menggunakan bertambah serta berkurangnya amal shalih.
Dalam firman-Nya, Allah SWT menyatakan: "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan. Sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman pada Allah, hari lalu, malaikat-malaikat, buku-kitab , nabi-nabi, serta menaruh (sebagian) harta yg dicintainya pada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) serta orang-orang yang meminta-minta, serta (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji serta orang-orang yang tabah dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itula orang-orang yang benar (imannya), serta mereka itulah orang-orang yg bertakwa." (Q.S. Al-Baqarah, dua: 177).
Rasa percaya akan adanya Sang Maha Pencipta Tunggal, Allah SWT, bisa ditumbuhkan menggunakan berbagai cara. Di antaranya menggunakan menggunakan nalar pikiran yang sehat buat memerhatikan segala apa yang telah diciptakan Allah SWT, seperti alam semesta serta segala isinya. Imam Syafi'i yang hayati antara tahun 150 H-204 H (767 M-820 M), menandakan kebenaran Ada serta Kuasanya Allah menggunakan memerhatikan tumbuhan murbei. Hasil amatab Imam Syafi'i menyimpulkan bahwa flora murbei memiliki beragam kegunaan. Apabila daun tadi dimakan sang ulat sutera, maka kepompong ulat sutera yang makan daun murbei akan menjadi bahan kain sutera yg berkualitas dan latif dipakai. Kalau daun tadi dimakan sang, maka sapi tadi akan menghasilkan susu yang lezat diminum.
Malaikat Yang Datang Bertanya:
Umar bin Al-Khattab r.A menceritakan bahwa pada suatu saat Rasulullah SAW didatangi sang seorang laki-laki yg berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, bekas telapak kakinya tidak terlihat, dan tidak seseorang pun sahabat sahabat Rasulullah SAW yg hadir waktu itu mengenalnya. Lalu lelaki itu mengemukakan beberapa pertanyaan tentang rukun Islam, rukun iman, serta mengenai ihsan. Mengenai rukun iman ia bertanya, "Beritahukanlah saya tentang keimanan!" Rasulullah SAW menjawab: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab -kitab -Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, serta qadar (takdir) yang baik ataupun buruk." Lelaki itu lalu mengatakan, "Tuan sahih." (H.R. Muslim).
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis nabi, yang diperkuat oleh logika sehat, maka aturan beriman kepada Allah SWT itu merupakan fardu'ain. Apabila ada orang yg mengaku Islam, namun nir percaya pada Allah SWT, maka orang tadi dianggap sudah murtad (keluar berdasarkan Islam).
Sumber: Dirangkunm berdasarkan Berbagai sumber !
0 Response to "PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH SWT"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.