-->

MAKALAH SASTRA PARIS DAN SUNGAI SEINE DALAM PUISI PRANCIS OLEH Dr. DANNY SUSANTOM.A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia

Parisdan Sungai Seine dalam Puisi Prancis
Oleh : Dr. Danny Susanto, M. A

Dr. Danny Susanto, M. A

Fakultas Ilmu Budaya - UniversitasIndonesia

Depok,Desember2019



Abstrak


Paris, ibu kotaPrancis mempunyai reputasi menjadi kota terindah serta romantis pada global, penuhdengan asosiasi sejarah, serta sangat populer dalam budaya, seni, fashion,makanan dan desain. Berlabel kota yg bermandikan cahaya (la Ville Lumière)serta pusat kota Fashion, mempunyai banyak ikon menarik, seperti situs wisata yangpaling poly dikunjungi di global Menara Eiffel, Museum Louvre, KatedralNotre-Dame Arc de Triomphe mengakibatkan Paris sangat terkenal menjadi tujuanwisata pada global dimana lebih kurang 45 juta wisatawan tiba setiap tahunnya.
Paris dengansungai Seine sudah mengilhami sejumlah penulis besar dan penyair menurut seluruhdunia misalnya Voltaire, Victor Hugo, Baudelaire, Hemingway yang sudah mendapatkansumber inspirasi mereka di Paris. Kota ini telah menaklukkan hati para penyair tersebutdan banyak karya sastra tentang kota ini serta Sungai Seine sudah tercipta. Penyair-penyairtersebut termasuk Louis Aragon (1897-1982) (Paris), Maurice Careme (1899-1978)(menara Eiffel / la tour Eiffel), Gérard de NERVAL (1808-1855) (Notre Dame de Paris / NotreDame of Paris), André Laude (1936-1995) (Parisscope), Jacques Charpentreau(1926-2016) (L'embouteillage / stagnasi kemudian lintas) dan mengilhami GuillaumeApollinaire (1880-1918) (jembatan Mirabeau / Le pont Mirabeau). Beberapapuisi memuliakan estetika dan daya tarik kota termasuk monumen penting, sementarapenyair lain menyesalkan stagnasi kemudian lintas serta polusi yg menyelimutikota. Salah satu puisi menceritakan akhir kisah cinta yg tidak senang . Citraterdiri dari tiga elemen (Seine, saat dan cinta) yang mempunyai kecenderungan: berlalu.puisi-puisi tersebut  secara paradoksterhubung dengan Jembatan Mirabeau, yang menerangkan kestabilan.


Parisdan Sungai Seine dalam Puisi Prancis


Paris ibukotaPrancis, adalah salah satu aglomerasi terbesar di Eropa menggunakan populasi dua,2juta yg tinggal pada daerah pusat serta 12 juta orang tinggal pada sekitar wilayahmetropolitan. Terletak di bagian utara Perancis dan pada tepi Sungai Seine, Parismemiliki reputasi menjadi kota terindah serta romantis pada global, penuh denganasosiasi sejarah, serta sangat terkenal dalam bidang budaya, seni, mode, makanandan desain. Berlabel kota yg bermandikan cahaya (la Ville Lumière) dan sentra kotaFashion, Paris memiliki perancang fashion dan kosmetik terbaik dan termewah didunia, seperti L'Oréal, Lancôme, Yves Saint-Laurent, Guerlain Chanel, Clarins,Dior, dll. Sebagian akbar kota, termasuk Sungai Seine, merupakan Situs WarisanDunia UNESCO. Kota ini merupakan basis sejumlah restoran Michelin terbesarkedua pada global dan mempunyai poly ikon terkenal, seperti situs wisata yangpaling tak jarang dikunjungi di dunia Menara Eiffel, Museum Louvre, KatedralNotre-Dame Arc de Triomphe, Moulin Rouge, dan Lido, menjadikannya tujuan wisatapaling terkenal di dunia pada mana lebih kurang 45 juta wisatawan tiba setiaptahunnya.
Melintasi Parisdi sepanjang sungai Seine dengan mencicipi seribu petualangan di sungai, tepiansungai, jembatan dan pulau, siang serta malam, tepi kiri atau kanan sungai.dengan bahtera, berjalan kaki, bersepeda, bersantai-kalem, berjalan kaki, ataubersantap, menari dan tentu saja berbelanja!
Beberapa tempatwisata sepanjang sisi sungai Seine mencakup: Pelabuhan Arsenal, PiscineJoséphine Baker, Jardin Tino-Rossi, penjual buku yang spesial pada tepi SungaiSeine, Dari Jembatan Royal  hinggaJembatan Sully, Lapangan Vert-Galant, jembatan Paris Tiga puluh tujuh jembatanParis memberikan panorama panorama kota yg terlihat dari sungai, Museum Orsay

Paris:dalam jejak para penulis besar
Paris dengan SungaiSeine sudah mengilhami sejumlah akbar penulis dan penyair menurut seluruh global.berkat Académie Française, Comédie Française serta Grande Sorbonne, Paris telahmenjadi ibu kota sastra Prancis dan bersinar pada seluruh Eropa. Penulis danpenyair legendaris misalnya. Voltaire, Victor Hugo, Baudelaire, Hemingway telahmenemukan sumber inspirasi mereka pada Paris. Kota yg indah serta romantis initelah menaklukkan hati para penyair ini dan poly karya sastra mengenai kotaini sudah diciptakan.

"Geliat Paris, menjaga jiwamu," begitu istilah Victor Hugo. Banyak loka di Paris yang menjadi titikpertemuan para penulis saling bertemu satu sama lainuntuk saling membuatkan serta menulis.
 Latin Quarter pada Paris, terdapat Quai Lanzun, di 17 Quaid'Anjou, loka yg menampung "klub perokok ganja" pada mana penyairtermasuk Balzac atau Baudelaire tak jarang menghabiskan saat senggang mereka.

Di arondisemen ke-6, masih ada Café Procope (13Ancienne Comedie street) kafe tertua pada Paris tempat Franklin serta Voltaire sebagai pengunjung setia. Di Café de Flore atau Au deux magots(di Saint Germain des Pres, di seberang gereja) loka gagasan filosofis serta subversif Sartre, Beauvoir, Camus, Vian serta Prévertlahir. Albert Camus pernah tinggal sebentar di HotelMadison, 143 Boulevard Saint Germain.

Montparnasse, pada Closerie des Lilas, seringkali dikunjungi sang Hemingway yangmenulis "The sun also rises" selama enam minggu. Bagi penulis Amerika ini, "Parisadalah sebuah pesta!"
Masyarakat yg ingin memberikanpenghargaan pada beberapa penulis terbesar, bisa mengunjungi pemakamanMontparnasse di mana jasad Sartre, Beckett,Huysmans, Baudelaire serta Maupassant dimakamkan.

Paris serta sungai Seine pada puisi


Berikut merupakan beberapa puisi paling terkenal mengenai Paris yangditulis sang beberapa penyair yang luar biasa: Kitamemulai menggunakan Leouis Aragon (1897-1982) surealis, yg menulis puisi"Paris" pada usia 47. Ditulis denganseksama dalamquintain, penyair tersebut mengagungkan kota Paris pada baris pertama padastanza pertama dan menggambarkannya sebagai kota dimana segala hal dalam keadaan baik-baik saja meski dalam masa-masa sulit.

Où fait-il bon même au coeur de l'orage
Où fait-il clair même au coeur dela nuit
(Dimanapun rasa nyaman bahkan di jantung badai
Dimanapunterasa kentara bahkan di jantung malam.)


Terlepas daripenderitaan dan penghinaan dan terlepas menurut perang serta penghancuran akibatpendudukan Jerman, Paris permanen teguh:

« carreaux cassés l’espoir encore y luit « (Ubin yang pecah berharap masihbersinar di sana)

Kekuatan Parisselanjutnya diungkapkan pada bait ketiga:

Rien n'a l'éclat de Paris dans la poudre
Rien n'est si pur que anak depan d'insurgé
Rien n'est ni fort ni le feu ni la foudre
Que mon Paris défiant les bahaya
Rien n'est si beau que ce Paris que j'ai.

(Tak terdapat kecemerlangan Paris pada bubuk itu
Tak ada yg begitu murni misalnya barisan pemberontaknya
Tak terdapat yg kuat baik api maupun petir
Mungkinkah Paris ku  menentang bahaya
Tidak ada yang seindah saya alami pada Paris ini.)

Berbagikekaguman Aragon tentang kota Paris, Maurice Careme (1899-1978) seorangpenyair berasal Belgia pula memberikan penghormatannya pada kota ini melaluipuisinya: la tur Eiffel (menara Eiffel), memfokuskan pada monumen kota yangpaling terkenal, menara Eiffel yang dibangun oleh Gustave Eiffel dalamkesempatan Pameran Universal Paris tahun 1889. Monumen ini sudah sebagai simbolibukota Prancis, serta galat satu lokasi wisata primer. Melalui puisinya, "latour Eiffel" (menara Eiffel), ditulis dalam satu stanza tunggal dengan 18 baris,Careme menggunakan metafora buat menggambarkan menara serta membandingkannyadengan jerapah pada baris pertama.

Mais oui, je suis une girafe,
M'a raconté la tour Eiffel,
Et si ma tête est dans le ciel,
C'est menuangkan mieux brouter les nuages,

(Ya, saya jerapah,
Menara Eiffel mengatakannya kepada ku,
Dan apabila kepalaku ada di langit,
Lebih baik merumput di awan),
Careme juga mengangkat majemuk aspek yang ditawarkan sang kota Paris danmereka yg berkunjung ke Paris selalu mempunyai beberapa hal yang perludilakukan, beberapa hal buat dikagumi, beberapa hal buat dinikmati. Sungai Seinejuga muncul dalam puisi ini:
Mais j'ai quatre pieds bien assis
Dans une courbe de la Seine.
Di ne s'ennuie pas à Paris:

(Tapi saya mempunyai empat kaki yg kokoh
Di lekuknya Sungai Seine.
Kami nir bosan di Paris.)

Pemujaanterhadap kelebihan monumen Paris jua digambarkan sang Gérard deNERVAL(1808-1855) dalam puisinya "Notre Dame de Paris" yg menunjukkankatedral gothik Prancis, Notre Dame pada Paris), dibangun dalam tahun 1345.disusun pada sektet ganda, puisi tadi sebuah penghormatan terhadap monumentersebut buat daya tariknya yg bertenaga yang bisa diamati pada baris pertama dankedua berdasarkan stanza kedua:
Bien des hommes, tous les membayar de la terre
Viendront, tuangkan contempler cette ruine austère,

(Banyak orang dari banyak sekali negara pada muka bumi
Akan datang, buat merenungkan kehancuran yang dahsyat,)

Namun, penyairini membicarakan kegelisahannya bahwa monumen ini tidak bertahan terhadapujian waktu dalam baris: dua, 3, 4, 5:
Mais, dans quelque mille ans, le Temps fera broncher
Comme un loup fait un bœuf, cette carcasse lourde,
Tordra ses nerfs de fer, et puis d'une dent sourde
Rongera tristement ses vieux os de rocher!

(Tapi pada seribu tahun, Waktu akan bergemuruh
Seperti serigala sebagai seekor lembu, bangkai yang beratini,
Akan memelintir saraf bajanya dan kemudian dengan gigikusam
Akan mengkonsumsi tulang-tulang batunya yang renta!)

Di sisi lain,pada puisi "Pariscope", sebuah puisi yg disusun sang penyair AndréLaude (1936-1995), menggunakan satu stanza yg relatif panjang berisi 23 baris,menentang 2 aspek ibukota. Pertama, (pada baris 1 serta 2) beliau berbicaratentang monumen-monumen akbar serta lalu melanjutkan (baris tiga) menggunakan senanghati orang-orang Paris berjalan di kota yg latif itu:

C'est la parade des grandands monuments
Tour Eiffel Notre-Dame
La foule va et vient baguenaude des Champs-Elysées à laDéfense,

(Ini lah parade monumen besar
Menara Eiffel Notre-Dame
Kerumunan tiba serta pulang berdasarkan Champs-Elysees ke laDefense)

Tapi puisi itu datang-tibamengecam kehadiran mobil serta polusi yang dihasilkannya (baris 7, 8, 9,10, 11,12, 13):

Dansles voitures il y a des gens qui habitent
dansde grandes wisata le long des grands boulevards
dansebagainya
etpuis vont flarier le lama des quais
tuangkanoublier les fumées des usines
quipolluent la Seine
ettuent les légumes dans les jardins de banlieue.

(Didalam mobil masih ada orang yg tinggal
dimenara besar sepanjang jalan-jalan besar
danyang yg membeli seribu barang pada toserba
dankemudian pulang berjalan-jalan di dermaga
untukmelupakan asap pabrik
yangmencemari Sungai Seine
danmematikan sayuran pada kebun yang terdapat disekitarnya)

Penyairtersebut juga melakukan protes terhadap warga konsumen, menentangberhala-berhala palsu masa kini , menentang dewi Mesir Karomama (baris 16 sampai21):
Lemétro conduit aux musées
onderrière les vitrines lumineuses
lareine Karomama asam avec ses lèvres orientales
etdes jeunes mengisi rêveuses
vontacheter à la FNAC un album plein de photographies
dedieux et d'idoles qu'elles contemplent avec des yeux tristes

(Subwaymengarah ke museum
tempatdi pulang cahaya pertunjukan
RatuKaromama tersenyum dengan bibir orientalnya
dangadis-gadis yg termenung
akanmembeli di FNAC album yg penuh menggunakan foto
dewadan berhala mereka renungi dengan mata suram)

Sisi kota Parisyang tidak menyenangkan ini juga dikemukakan dalam puisi L'embouteillage(stagnasi kemudian lintas), yang jua memiliki satu stanza tunggal dengan 22 barisolehJacques Charpentreau (1926-2016) yg ia sesalkan tetang kemudian lintas padatyang diderita kota Paris:
Lesvoitures stoppent.
Blanches,grises, vertes, bleues,
Penyesalanà la queue leu leu,
Jaunes,rouges, beiges, noires,
Tortuestêtues Tintamarre!
Karkasdan vos carapaces
Regardez-moibien: je passe!
Thecars stop.

(Putih,abu-abu, hijau, biru,
Kura-kuraberiringan satu demi satu,
Kuning,merah, krem, hitam,
Kura-kurabising yg keras ketua!
Tetahandi cangkangmu
Lihatlahaku: saya lewat!)

Dan akhirnya,sungai Seine di Paris mengilhami Guillaume Apollinaire (1880-1918) untukmenulis puisi terkenalnya Le pont Mirabeau (jembatan Mirabeau) yg mengacupada keliru satu jembatan di kota tersebut. Puisi itu memiliki 4 quatrain serta 4 kuplet.ditulis selesainya perpisahannya dengan pelukis, Marie Laurencin, oleh penyairmenceritakan kisah cintanya yg berakhir dengan menyedihkan.
Le Pont Mirabeau
Sous le pont Mirabeau coule la Seine
Et nos amours
Faut-il qu'il m'en souvienne
La joie venait toujours après la peine
Vienne la nuit sonne l'heure
Les jours s'en vont je demeure
Les mains dans les mains restons face à face
Tandis que sous
Le pont de nos bras passe
Des éternels regards l'onde si lasse
Vienne la nuit sonne l'heure
Les jours s'en vont je demeure
L'amour s'en va comme cette eau courante
L'amour s'en va
Comme la vie est lente
Et comme l'Espérance est violente
Vienne la nuit sonne l'heure
Les jours s'en vont je demeure
Passent les jours et passent les semaines
Ni temps passé
Ni les amours reviennent
Sous le pont Mirabeau coule la Seine
Vienne la nuit sonne l'heure
Les jours s'en vont je demeure

JembatanMirabeau


Di bawahJembatan Mirabeau mengalir Sungai Seine
dengan semuacinta kami,
yang wajib sayaingat,
sukacitaselamanya mengiringi rasa sakit.

Malam membunyikansuara jam, hari berngganti, aku tetap sama.


Bergandengantangan yuk kita saling berhadapan
sementara dibawah
jembatan lengankami berlalu
mata kami yangterkunci saat pada gelombang rasa malas.

Malam membunyikansuara jam, hari berlalu, saya tetap sama.

Dan cintamengalir misalnya air ini mengalir,
cinta mengalir,
tentu sebagaikehidupan menyeret,
Tentu sebagaikekuatan harapan.

Malam membunyikansuara jam, hari berlalu, saya tetap sama.

Hari-hari bergantimenjadi minggu yg berlalu.
Tidak hanyawaktu yg berlalu
atau cintaku yangkembali
Di bawahjembatan Mirabeau mengalir Sungai Seine.
Malam membunyikansuara jam, hari berlalu, saya tetap sama.
Meskipun gambaran yg digunakan Apollinaire di"jembatan Mirabeau" mungkin tampak sederhana, tetapi citra-gambarantersebut diperbarui sang penyair. Yang satu ini memecahkan struktur klasikperbandingan, umumnya terdiri berdasarkan yg dibandingkan serta pembanding. Di sini, citraterdiri berdasarkan tiga elemen (Sungai Seine, waktu serta cinta) yang memilikikesamaan: berlalu. Elemen-elemen tadi secara lawan asas terhubung denganJembatan Mirabeau, yg menggambarkan stabilitas. Masing-masing elemen ini padasaat bersamaan sebagai pembanding serta yg dibandingkan di antara keduanya:penyair membentuk perbandingan bergerak dan tidak tetap, berdasarkan tigakomponennya.
Apollinairemenawarkan kita "The Mirabeau Bridge" sebuah puisi terbaru yg kokoh,terlepas berdasarkan penampilannya. Apollinaire merogoh tema dan termasuk puisi tradisionaluntuk peluncuran yg lebih baik terhadap citra terbalik menggunakan memperbaruinya.penyair demikian setia dalam pendekatan avant garde dalam awal abad ini yangmenginginkan pemecahan puitis.



Kesimpulan


Paris serta SungaiSeine selalu menjadi sentra daya tarik pengunjung yang datang berdasarkan seluruhdunia.demikian jua, Paris dan Sungai Seine juga menjadi sumberinspirasi karya sastra termasuk puisi.banyak penyair,baik Prancis juga non Prancis sudah menulis puisi legendaris serta menakjubkantentang Paris dan Sungai Seine.kebanyakan memuja estetika kotatermasuk monumen dan keanekaragamannya. Akan namun sebagian menyesalkan sisinegatifnya termasuk kemudian lintas, polusi dan konsumerisme rakyatnya.sungaiSeine secara spesifik sudah mengilhami Apolines buat menceritakan perpisahannyadengan kekasihnya pada salah satu karya besarnya, le pont Mirabeau (jembatanMirabeau) menampilkan pemisahan ganda: pemisahan cinta dan pemisahan puitisyang membuktikan bahwa dia adalah galat satu pelopor puisi avant-garde di masanya.


Referensi
Bancquart M-C. (1996) La poésie française du surréalismeà nos jours, Paris: Ellipses..
Delaveau P. (1988) La poésie française au tournant des années quatre-vingt.paris: Corti.
Gleize J-M. (1992) A noir : poésie et littéralité : essai, Paris: Seuil.
Lepape P. (2003) Le Pays de la littérature, Paris: Seuil.
Maulpoix J-M. (2009) Du lyrisme, Paris: J. Corti.
Orizet J. (1988) Anthologie de la poésie française : les poètes et les oeuvres,les mouvements et les écoles. Paris: Larousse, 639.
Pinson J-C. (1995) Habiter en poète : essai sur la poésie contemporaine,Seyssel: Champ Vallon.
Reynaud-Paligot C. (2001) Parcours politique des surréalistes: 1919-1969:JSTOR.
Sapiro G. (2010) L'autonomie de la littérature en question. In: Martin J-P (ed)Bourdieu et la littérature. Nantes: Cécile Defaut, 45-61.
Speller JRW. (2011) Bourdieu and literature: Open Book Publishers.
Vercier B and Viart D. (2005) La littérature française au présent, Paris:Bordas.



* Makalah ini dipersembahkan pada Seminar InternasionalSastra Indonesia, Banjarmasin, 6 s.D. 9 Desember2019.

MAKALAH SASTRA : PARIS DAN SUNGAI SEINE DALAM PUISI PRANCIS OLEH Dr. DANNY SUSANTO,M.A (Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Indonesia)..Terjemahan Dalam Bahasa Inggris lihat serta Baca Selengkapnya pada sini!!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel