-->

MEMAHAMI PENGERTIAN DAN KANDUNGAN SYAIR DALAM LAGULAGU DAERAH NUSANTARA

Zona bucin---Para siswa dan rakyat belajar sekalian, pembahasan materi kesenian kali ini adalah tentan syair dalam komposisi lagu wilayah, apa sich syair itu? Secara generik pengertian syair merupakan Kata "syair" asal menurut bahasa Arab syu’ur yg berarti "perasaan". Kata syu’ur berkembang sebagai kata syi’ru yang berarti "puisi" dalam pengertian generik. Syair pada kesusastraan Melayu merujuk dalam pengertian puisi secara umum. Akan namun, pada perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sebagai akibatnya syair pada desain sinkron dengan keadaan serta situasi yg terjadi. (Sumber: Wikipedia.co.id)

Karena itu syair adalah simbol bahasa yg digunakan oleh komponis pada mengekspresikan perasaan untuk mempermudah pendengar pada mencerna karya musiknya. Lagu daerah umumnya menggunakan bahasa wilayah tadi pada menuturkan isi lagunya. Dalam syair terkadang komponis mengadakan iterasi. Pengulangan melodi atau syair merupakan keliru satu cara untuk memberi penekanan dalam emosi lagu tadi.


Dalam perkembangannya pada Asia Tenggara, syair tadi mengalami perubahan dan modifikasi sebagai akibatnya sebagai khas Melayu, tidak lagi mengacu dalam tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membangun syair khas Melayu merupakan Hamzah Fansuri dengan karyanya, diantaranya: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, serta Syair Sidang Fakir. Syair adalah simbol bahasa yang dipakai komponis pada mengekspresikan perasaan buat mempermudah pendengar dalam mencerna karya musiknya. Lagu wilayah umumnya memakai bahasa daerah tersebut pada mengisahkan budaya setempat, rapikan cara kehidupan sehati-hari, dan norma istiadat. Ini sebagai karakteristik dari lagu-lagu daerah.

Dalam syair terkadang komponis mengadakan perulangan. Pengulangan melodi atau syair adalah perwujudan dalam perasaan seorang artis, penegasan atas rasa senang atau murung yang mendalam. Pengulangan ini adalah kegairahan yang tidak dapat digambarkannya secara nyata.

Coba simak syair lagu Butet menurut daerah Tapanuli ini. Apa yg dapat kalian rasakan berdasarkan syair lagu tadi?

Butet di evakuasi do amang mu ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet 
I doge, doge, doge, (i) doge (i), doge, doge
I doge, doge, doge, (i) doge (i), doge, doge

Persamaan bunyi yg masih ada dalam syair lagu pada atas bukanlah bersifat kebetulan, melainkan memang diusahakan benar-benar untuk memperoleh keindahan serta daya yg bertenaga guna mengakibatkan pemahaman (daya penggugah rasa).

1. Sajak Syair

Dalam susunan vertikal dalam akhir baris/frase musk, syair lagu dalam musik wilayah dapat diragamkan menjadi berikut :

a.  Bersajak sama (aaaa, bbbb)
Syair lagu Gunung Salahutu menurut Maluku

Kota Ambon ibu negeri tanah Maluku               (a)
Di pinggir laut tempat beta manunggal                   (a)  
Dilihat dari jauh Gunung Salahutu                    (a)
Beta ingat beta dahulu di situ                           (a)

Bulan terang benderang pada pinggirnya pantai    (b)
Bunyi gitar suara tifa ramai-ramai                      (b)
Kota Ambon menggunakan teluk yg latif permai   (b)
Apa tempo beta lihat Oselae                              (b)

b.  Bersajak selang (abab)
Syair lagu Lenggang Kangkung dari Jakarta

Lenggang, lenggang kangkung                        (a)
Kangkung pada kebon k'lapa                                (b)
Nasib sungguh beruntung                                (a)
Punya kekasih senang tertawa                            (b)

Lenggang, lenggang kangkung                       (a)
Kangkung dari semarang                                (c) 
Nasib tidak beruntung                                     (a)
Punya kekasih direbut orang                           (c)                    

c.  Lagu bersajak peluk (abba)
Baik ke 2 syair lagu Tari Bali berdasarkan Bali

Sorak sorai tari dendang jaji                     (a)
Mengapa saya tidak turut juga                   (b)
Pohon burung sungai ikut dan               (b)
Riang menyanyi tari menari                     (a)

d.  Lagu bersajak pasang (aabbcc)
Syair lagu Tanduk Majeng dari Madura

Ngapote ka'wa lajere eta ngale                     (a)
Reng majeng tan tona la pade mole             (a)
Mong tengguh deri ombek pajelena              (b)
Maseh poly o angguh 'leh olenha             (b)
Duh mon ajeling odikna o reng majengan     (c)
A bental ombek sapok angen salanjengan    (c)

e.  Lagu bersajak patah (abcb, aaba)
Syair lagu Es Lilin menurut Jawa Barat

Es lilin mah Euceu kalapa muda               (a)
Dibantun man euceu ka Majalaya             (a)
Hapunteun man euceu abdi hapunteun    (b)
Bilih aya kalepatan                                    (a)

Bait kedua syair lagu Kok Takan berdasarkan Sumatera Barat 

Jiko takana adiak nan di kampung           (a)
Taragak nak pergi apolah dayo             (a)
Jiko takana untuang di badan                  (b)
Jatuahlah balinang si aia mato                (a)


2. Bentuk Syair

a. Syair terikat
Bentuk syair ini terikat dengan panduan penulisan syair komposisi klasik. Dibeberapa wilayah syair lagu tadi berbentuk pantun. Pantun adalah kesenian asli Indonesia. Sistem syair terikat homogen pantun ini ada dibeberapa loka di Indonesia. Walaupun menggunakan bahasa dan nama yg tidak sama. Orang Aceh dan Ambon menyebutnya dengan kata Panton, di wilayah Batak Toba dianggap umpama, di Mandailing dianggap ende-ende, pada Bengkulu rejong, pada Jawa parikan dan lagu ludrug, serta di pasundan sesindiran, sesuwalan, dan lagu doger.

Contoh pantun:
Kalau ada sumur di ladang ------------ Sampiran
Boleh kita menumpang mandi--------- Sampiran
Kalua terdapat umurku panjang ------------ Isi/maksud
Boleh kita berjumpa lagi --------------- Isi/maksud

Bagi orang melayu atau bangsa Indonesia pada umumnya pantun dipakai untuk mencurahkan isi hati baik itu cinta kasih, senang duka, kerinduan, kekecewaan, serta sebagainya. Sehingga, pantun itu bersifat liris (ekspresi emosi dan puitis). Pantun tidak hanya bercerita tentang cinta, tetapi jua bersangkut paut menggunakan aneka ihwal kehidupan yang lain. Isi pantun mengandung segala macam perasaan warga , sehingga layak jika pantun dikatakan menjadi syair warga . Di bawah ini merupakan model lagu bersyair pantun.

Pada musik wilayah Jawa serta Sunda, syair lagu yg digubah terikat dengan pedoman bentuk-bentuk pupuh (tembang). Pedoman tadi mengatur hal-hal yang menjadi karakteristik-karakteristik lagu, seperti;

- banyaknya baris dalam satu bait (padalisan, guru gatra)
- banyaknya suku kata pada setiap baris/frase (pengajar wilangan)
- bunyi vokal dalam setiap suku istilah akhir pada satu baris (guru lagu), 
- watak tertentu dari lagu tersebut

Mari kita cermati syair lagu dalam tembang Sunda Asmarandana dibawah ini nanti. Tembang ini yang terdiri menurut atas dua bait syair. Syair bait pertama merupakan sampiran, bait ke 2 merupakan isi tembang. Bandingkan  pola sajak suku istilah dalam urutan baris yg sama pada bait pertama serta bait kedua. Kamu akan melihat hubungannya.

Ciri-ciri tembang Asmaradana di antaranya merupakan:
- satu bait terdiri atas tujuh baris,
- guru wilangan dan pengajar lagunya merupakan 8i, 8a, 8e, 8a, 8a, 8u, dan 8a (satu baris terdapat 8 suku kata menggunakan vokal terakhir i, a, e, atau u), 
- memiliki watak lagu: cinta, suasana penuh asmara.  

ASMARANDANA

Pamuragan jatipiring               8-i
terusan desa Pagundam         8-a
laju ka kuningan bae               8-e
Cisantana Panulisan               8-a
Cihideung jeung Wanayasa    8-a
aya haur pinggir sumur           8-u
kubang tengah pasawahan     8-a


b. Syair bebas
Syair bebas adalah syair yg tidak memiliki pedoman pada penyusunannya. Syair ini berkecimpung bagaikan air mengalir. Syair lagu wilayah pada umumnya adalah syair bebas. Komponis menciptakan lagu tanpa pedoman bentuk yg mengikat. Tetapi demikian, syair serta melodi yang diciptakan permanen memiliki bentuk tententu yang sebagai karakteristik khas wilayah tadi. Sebagai model, simaklah lagu Pancang Kelong menurut Melayu Riyau ini.

Syair bebas dapat sepenuhnya memakai bahasa dialek atau dicampur dengan bahasa nondialek. Pencampuran ini sanggup jadi karena impian komponis buat memperbaiki bentuk serta membuat ekuilibrium kesatuan menurut pola-pola yang sdua ada menggunakan pola-polanya sendiri. Kamu bisa melihat contohntya pada lagu Panghegar dari Sunda.

Pancang Kelong -Melayu Riau

Tambak ikan tambaklah nasib Di laut pancanglah kelong
Badai gelombang nan menyibak resam hidup
Anak nelayan pancanglah kelong

Tenanglah kau ombak redalah kau badai
Telahpun bermusim
Kita bersahabat
Tenanglah kau ombak redalah kau badai
Telahpun bermusim
Kita bersahabat

Perhatikan syair tembang Penghegar (Sunda) ini dia :

Dari mana ya tuan datannya lintah
Dari sawah turun kekali
Dari mana ya tuan datangnya cinta
Dari mata turun ke hati

Ular naga yo mas is the hrutthe slang
Putih putih yo mas bunga melati
Men uhen si yo mas mijn hartche pelang
Perhit detnit perhit dat nit si jantung hati

Kamana mah mgaitkeun kincir
Kakeler katojo bulan
Kamana mah dunungan ngjaitkeun pikir
Moal paler da ku sabulan.

Pemakaian syair dalam tembang di atas, memiliki latar belakang sejarah warga sunda. Saat tembang ini dibuat nenek moyang serta bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Belanda. Saat itu kita tengah ganecar-gencarnya mengadakan gerakan pencerahan kebangsaan. Salah satu alatnya adalah pemakaian bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan. Karenanya, dalam tembang ini terdapat syair berbahasa Indonesia. Lalu, pada masa penyebaran dan awal pengembangan tembang Sunda, para artis ingim memperkenalkannya pada warga luas. Salah satu caranya dengan menggunakan beberapa bahasa lain. Diharapkan dengan campuran bahasa, tembang Sunda dapat menarik simpati siapa saja yg mendengarkannya tanpa membedakan dari suku serta bangsa.

Demikianlah mengenai pengertian dan kandungan syair pada lagu-lagu daerah nusantara, semoga berguna. Terimakasih


Refensi:
//id.wikipedia.org/wiki/Syair
//daemoo.blogspot.com/2012/01/pengertian-lirik-lagu.html
www.gurupendidikan.co.id/8-pengertian-lirik-lagu-menurut-para-ahli-lengkap/
Beni Sukarsa dkk. 1987. Pelajaran Seni Musik untuk SMTP. Jakarta: PT Gramedia.
Rangkuti, R.E. 1981. Kumpulan Lagu-lagu Daerah. Jakarta: Titik Terang.
Sumiarto, Anto. 2000. Tembang Sunda Cianjuran: Pencipta dan Kaidah Estetika. Jakarta.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel