-->

PROSES SOSIALISASI PADA MASYARAKAT INDONESIA

Pengertian
Setiap famili memiliki pola pengasuhan yg berbeda-beda dalam rangka proses sosialisasi antara orang tua dan anak atau kebalikannya. Coba kita perhatikan gambar atau perhatikan pada lingkungan keluarga pada kurang lebih kita, bagaimana orangtua anda mengasuh putra-putrinya! Pola pengasuhan di setiap famili telah dimulai berdasarkan semenjak bayi dalam kandungan atau semenjak manusia dilahirkan. Pola pengasuhan tidak terlepas berdasarkan imbas budaya orangtua. Kebiasaan-norma yang selalu ditanamkan pada keluarga itu biasanya adalah pewarisan nilai budaya berdasarkan generasi satu ke generasi berikutnya. Hal ini bertujuan agar anggota famili atau anggota suatu gerombolan pada rakyat bisa bersikap serta berperilaku sinkron menggunakan norma yang dianut oleh generasi sebelumnya.
Penanaman atau proses belajar tentang kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam suatu kelompok atau masyarakat disebut sosialisasi. Artinya, sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau pengalihan kebiasaan, aturan, atau nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya dalam suatu kelompok atau masyarakat. Pengertian lain menyatakan bahwa sosialisasi adalan proses belajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan masing-masing individu. Dalam proses sosialisasi, individu mengetahui  dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan perannya. Proses sosialisasi pada umumnya ditentukan oleh kebudayaan suatu masyarakat.
Dengan demikian, sosialisasi bertujuan buat :
  1. Memberikan keterampilan kepada seseorang supaya dapat hayati bermasyarakat
  2. Mengembangkan kemampuan seorang supaya dapat berkomunikasi secara efektif
  3. Membuat seseorang sanggup mengembalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan intropeksi yg tepat
  4. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pada seorang yg mempunyai tugas utama pada masyarakat.
Bagaimana orang tua kita mendidik kita tentang cara menghormati mereka? Mungkin orangtua kita mencontoh nenek atau kakek pada waktu mendidik orang tua kita dulu.
Cara pengasuhan anak akan mensugesti kepribadian anak itu dalam masa-masa kemudian. Cara pengasuhan anak bhineka antara suku bangsa yg satu dengan suku bangsa yang lain.
Perhatikan contoh cara pengasuhan Anak pada daerah-wilayah Nusantara ini;
1. Pengasuhan Anak Masyarakat Minangkabau
Kita ambil contoh warga Minangkabau dalam cara pengasuhan anak. Masyarakat Minangkabau jaman dulu mempunyai tradisi bahwa anak pria tidur pada tempat tinggal semenjak usia tujuh sampai delapan tahun. Mereka tidur di Surau atau pada Langgar loka mereka mengaji. Setelah sholat Maghrib, mereka mengaji Al-Qur'an sampai menjelang Isya lalu dilanjutkan sholat Isya. Sesudah sholat Isya, mereka belajar adat-tata cara dan anggaran-anggaran yg harus dipatuhi oleh setiap orang.
Selain itu, mereka pula belajar bela diri silat menjelang tengah malam. Dari contoh di atas, bisa disimpulkan bahwa pola pengasuhan anak famili Minangkabau adalah dari lahir hingga umur tujuh tahun sepenuhnya diasuh sang mak . Setelah usia itu mereka pula belajar mengaji serta ilmu, dan adat adat di Surau atau langgar selain tentunya mereka bersekolah.
Untuk membuka wawasan kita tentang cara pengasuhan anak masyarakat tradisional di Indonesia, pada bawah ini dapat kita cermati bagaimana cara mengasuh anak di warga Jawa.
2. Pengasuhan anak rakyat Jawa
Dikalangan rakyat jawa dikenal istilah mendhem jero, mikul dhuwur, ialah setiap anak dididik supaya selalu berbakti kepada orangtua dan membawa nama baik orangtua dan seluruh famili. Pola pengasuhan anak dimulai berdasarkan 5 tahun pertama, orangtua memperlakukan anak sebagai layaknya seorang putra raja. Setelah itu, mereka dilatih buat membantu tugas-tugas pekerjaan di tempat tinggal . Usia 16 tahun ke atas diperlakukan sebagai teman. Keteladanan orang tua adalah sebagai anutan oleh anak, sinkron menggunakan nasihat ing arsa asung tulada. Petuah itu memiliki arti orangtua harus menaruh teladan. Inti berdasarkan pendidikan anak yang sudah dewasa merupakan rendah hati, ramah tamah, sopan, hormat pada yang lebih tua. Selain itu, masyarakat Jawa menekankan pada anak buat selalu hayati prihatin. Hidup prihatin berarti membiasakan hayati tidak bermewah-mewah, belajar atau bekerja keras dan selalu disiplin. Hidup selalu berwatak sosial, tolong menolong pada sesama menggunakan lapang dada tulus.
Masyarakat lain tentunya mempunyai pola pengasuhan anak yang bhineka sinkron menggunakan budaya masyarakat itu. Meskipun tidak sama, dalam dasarnya pola pengasuhan atau proses pengenalan ini merupakan wadah pembentukan tabiat, kepribadian, dan budi pekerti yg diharapkan dapat membentuk anak berprilaku sesuai dengan norma atau nilai yang dianut sang masyarakat setempat.
Cara pengasuhan anak pada masyarakat tertentu kadangkala diungkapkan menggunakan memakai upacara adat. Misalnya, upacara tata cara warga Jawa seperti selamatan selapanan, selamatan sunatan, tedak siten, dan sebagainya. Upacara adat itu memiliki makna masing-masing, yg intinya merupakan ungkapan bahwa semua perencanaan, tindakan serta perbuatan diatur sang budaya.
Sumber : Modul belajar Kesetaraan Paket C kelas X tahun 2012 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PROSES SOSIALISASI PADA MASYARAKAT INDONESIA"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel