AKTIVASI OTAK TENGAH BETULKAH ADA
Zona bucin---Kemaren di rumah saya kedatangan tamu yang kebetulan adalah mitra usang yg dulu seringkali berbisnis menggunakan saya, dia datang menggunakan beberapa orang yang ucapnya menurut sebuah lembaga penyelenggara aktifasi otak tengah. Teman aku ini memberikan kerjasama, buat merekrut anak-anak yg berusia kurang lebih kelas 1 sampai kelas lima sekolah dasar. Jujur saja awalnya saya tertarik mendengan tawaran ini, apalagi sehabis melihat fresentasi singkat dari tim ini. Tapi pada tim saya sampaikan aku akan pelajari terlebih dahulu materi mereka, baru nanti aku akan putuskan buat bergabung atau tidak.
Setelah pulang kerja, di tempat tinggal langsung saya kumpulkan beberapa literatur dan kitab -buku tentang perkembangan serta teori-teori otak. Lalu aku buka beberapa web untuk melakukan perbadingan, terdapat beberapa pandangan yg berbeda-beda, masing-masing pakar ini melihat dari banyak sekali aspek serta sudut pandang masing-masing. Lantaran sudah poly pandangan maka saya coba ulas liputan serta datanya dan sedikit pendapat saja..selanjutnya terserah anda jua beropini.!! Hehehe....
Setelah pulang kerja, di tempat tinggal langsung saya kumpulkan beberapa literatur dan kitab -buku tentang perkembangan serta teori-teori otak. Lalu aku buka beberapa web untuk melakukan perbadingan, terdapat beberapa pandangan yg berbeda-beda, masing-masing pakar ini melihat dari banyak sekali aspek serta sudut pandang masing-masing. Lantaran sudah poly pandangan maka saya coba ulas liputan serta datanya dan sedikit pendapat saja..selanjutnya terserah anda jua beropini.!! Hehehe....
Asal Muasal Aktifasi Otak Tengah
Jika dipandang secara umum, di rakyat telah lama berkembang kontroversi mengenai aktivasi otak tengah ini. Tidak sedikit warga yg memberikan tanggapan positif terhadap program ini. Mereka begitu memercayai keuntungannya. Sebaliknya, banyak pula rakyat yg memandang negatif, menuding program ini sebagai bentuk penipuan gaya baru. Kendati begitu, kenyataan maraknya pembinaan aktivasi otak tengah pada Indonesia sudah banyak diikuti warga . Meski harus mengambil kocek lebih pada sebesar Rp3,lima juta per anak buat mengikuti pembinaan selama 2 hari,tidak sedikit rakyat yang mengikutkan anaknya pada acara ini. Malah, Genius Mind Consultancy (GMC)–Indonesia menjadi forum penyelenggaraan training aktivasi otak tengah di Indonesia telah mempunyai cabang waralaba hampir pada seluruh Indonesia. Untuk setiap kota umumnya terdapat pemegang lisensi master serta sublisensi. Di Jakarta misalnya sudah terdapat empat forum GMC yang berdiri. Demikian pula di Bekasi terdapat satu pemegang lisensi master serta delapan cabang lainnya. Hal serupa pula terjadi pada kota-kota lain pada Indonesia. Ibaratnya, sekarang Indonesia sedang demam aktivasi otak tengah. Sudah lima tahun GMC mengembangkan metode aktivasi otak tengah yg dilakukan dalam saat dua hari pada Malaysia dan negara lain (khusus buat usia 5–15 tahun). Pencetus training ini adalah laki-laki berkebangsaan Malaysia David Ting.
Disebut-sebut, metode aktivasi otak tengah telah berkembang selama 50 tahun di Jepang. Sebagian masyarakat meyakini tingkat keberhasilan training ini sangat fenomenal serta membantu ribuan anak pada semua dunia sebagai lebih cerdas, berbakat, dan punya karakter yang baik. GMC hadir pada Indonesia pertama kali di Batam menggunakan program yang dilaksanakan dalam 26–27 September 2009. Program yg sama juga lalu di ikuti di Bandung serta sekitarnya sampai Cirebon, jua pada lepas yang sama. Setelah itu, acara ini digelar di sejumlah kota pada Indonesia. Pemegang master lisensi GMC buat wilayah Indonesia adalah Donny Satiya.
Saking fenomenalnya, Sabtu (25/9), GMC Indonesia melatih 50 anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada markas akbar Cilangkap sesudah pada 12 April 2010 GMC Indonesia berkunjung buat menaruh presentasi tentang aktivasi otak tengah. Kesaksian-kesaksian mengenai manfaat dari aktivasi otak tengah mungkin telah nir terhitung. Banyak kisah serta pengalaman yang diungkapkan orang tua alumni pada page situs resmi GMC Indonesia serta cabang kota lain sampai di jejaring sosial dunia maya Facebook. Kabarnya anak-anak yg mengikuti pembinaan ini tidak hanya sanggup menggambar dan membaca menggunakan mata tertutup, namun juga mempunyai kemampuan ajaib lain.
Sebagaimana dapat dicermati pada page akun Facebook GMC Indonesia, contohnya, dikisahkan ihwal GMC cabang Gresik yg menemukan kenyataan baru. Apabila umumnya seorang anak (setelah mengikuti pembinaan) mampu mengetahui warna dan gambar menggunakan cara diraba, dicium, didengar, namun salah satu siswa GMC Gresik bisa menebak tulisan dalam kertas yang dilipat menggunakan cara menggunakan indera pengecap, yaitu lidah. Tetapi, liputan itu belum terkonfirmasi sahih atau tidaknya. Meski demikian, aktivasi otak tengah diyakini menciptakan anak-anak sanggup membaca serta melihat menggunakan mata tertutup (blind fold),karakter mereka menjadi lebih baik, serta prestasi sekolah mereka semakin tinggi.
Sudah banyak kesaksian yg menyatakan kebenarannya. Bukti lain yang lebih fenomenal mengenai program ini adalah adanya pengakuan berdasarkan Museum Rekor Indonesia (Muri) terhadap kegiatan bersepeda dengan mata tertutup yang diikuti 500 anak dalam Mei 2010 di Jakarta yang diselenggarakan GMC Indonesia. Sebagian orang menuding, mata anak-anak yang mengikuti aktivitas sepeda kalem pada Bundaran HI Jakarta tersebut tidak sepenuhnya ditutup sehingga mereka masih mampu melihat dan mengayuh sepeda menggunakan kondusif. Namun argumentasi lain juga mengungkapkan bahwa jika memang terjadi kebohongan, apakah mungkin dilakukan secara kompak oleh 500 anak tadi?
Yang kentara, berdasarkan pemilik lisensi GMC cabang Bekasi Timur Faisal NA Moeliza, sampai saat ini belum terdapat laporan tentang impak negatif berdasarkan mengikuti training aktivasi otak tengah ini. ”Efek aktivasi otak tengah terhadap setiap anak berbeda-beda. Efek yang dirasakan satu anak nir sanggup dijadikan tolok ukur dalam anak lain,” ungkapnya pada Seputar Indonesia(SINDO). Dalam artikelnya yg berjudul ”Now Everyone Can Be a Genius” sebagaimana yg dipublikasi dalam halaman situs GMC,David Ting menyampaikan dari tahun 2005 GMC telah menemukan pendekatan ilmiah buat mengaktifkan otak tengah. Setelah diaktivasi seorang mampu melihat lewat mata tertutup menggunakan memakai gelombang tertentu di bagian otak yg dikenal dengan mesencephalon.
Lokasinya terletak di antara otak kanan dan kiri. Otak tengah akan berada dalam kondisi tidur atau kurang berfungsi akibat stres dan sedih. Setelah diaktivasi, kekuatan otak tengah kembali bangkit dan poly potensi yg ada, yg secara sederhana dikatakan sebagai jenius. ”Beberapa manfaat aktivasi otak tengah pada antaranya memperbaiki memori sehingga mampu belajar banyak hal dalam waktu lebih sedikit. Lebih konsentrasi, kreatif atau inovatif,memperbaiki talenta, menyeimbangkan hormon atau lebih sehat, serta menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan kiri,”ujar David. Tetapi, argumentasi David mendapat sanggahan sangat keras berdasarkan kalangan medis pada mana dunia kedokteran tidak mengenal istilah otak tengah.
Karena istilah otak tengah hanya dipakai pada ketika pembentukan otak pada janin pada kandungan. Setelah pembentukan itu selesai, otak tengah (midbrain/mesencephalon) sudah digolongkan menjadi batang otak. Kemudian kajian psikologis pula bertolak belakang menggunakan pandangan David yg menyebutkan otak tengah (mesencephalon) merupakan penyeimbang otak kanan dan kiri. Sebab, pada pandangan psikologis, fungsi mesencephalon bukan menjadi penyeimbang otak kanan serta otak kiri, melainkan sebagai mediator antara pikiran sadar serta pikiran bawah sadar. Lantaran itu, dalam laman jejaring sosial Facebook, tidak sedikit pihak yg menggugat dan mencerca GMC ini.
Mereka berpendapat apa yang dijanjikan GMC pada promosinya bisa membuat anak jenius dengan cara instan melalui training yang hanya dua hari merupakan penipuan besar . Dalam galat satu akun Facebook yang bernama Menggugat GMC Indonesia nir hanya diungkapkan tentang pengalaman tidak baik para orang tua yang kecewa terhadap GMC.grup akun ini jua telah beranggotakan 4.300-an orang.diskusi yg berlangsung pada halaman akun Facebook ini juga demikian bergerak maju. Tidak tidak sinkron jua, pada salah satu posting dalam page kaskus.us mengenai kisah korban aktivasi otak tengah serta persiapan gugatan hukum dibahas sisi-sisi negatif berdasarkan pembinaan tadi.
Thread ini jua menerima bayak tanggapan menggunakan diskusi yang sangat bergerak maju diiringi menggunakan kesaksian-kesaksian menurut orang-orang yang dirugikan. Bagaimanapun, benar atau tidaknya manfaat berdasarkan aktivasi otak tengah ini, hanya GMC serta saat yg mampu menjawabnya. Yang kentara, pelatihan aktivasi otak tengah ini sekarang menuai kontroversi, bahkan acara ini dituding menjadi salah satu bentuk penipuan usaha berkedok ilmiah atau sains.
Kesaksian Penyelenggara Aktifasi Otak Tengah
Meskipun penyelenggara aktifasi otak tengah ini mendapat reaksi keras, tudingan serta cibiran, namun mereka permanen bersikukuh bawa acara yang mereka laksanakan sudah sangat baik. Dan akan terus dilaksanakan, mereka tetap mengandalkan liputan serta kesaksian pengalaman orang-orang yang telah sukses mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah ini. Aktivasi otak tengah sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Setidaknya itulah yg disampaikan pemilik lisensi GMC buat wilayah Bekasi Timur Faisal NA Moeliza.apa yg disampaikan Faisal didasarkan atas pengalaman pribadinya. Kepada Seputar Indonesia(SINDO) Faisal berkisah,awalnya dirinya pula nir terlalu percaya menggunakan efektivitas training aktivasi otak tengah.namun, sejak putra pertamanya yg berusia 8 tahun mengikuti pembinaan Juli 2010 lalu,akhirnya beliau mulai percaya akan manfaat training tersebut.
”Awalnya waktu mendengar terdapat training aktivasi otak tengah,sebagai orang awam saya tidak tertarik,”ujarnya. Saat itu yang didengar Faisal akan terjadi perubahan tingkah laku dalam anak antara sebelum serta sehabis otak tengahnya diaktivasi. Dengan metode gelombang suara eksklusif,otak tengah akan diaktivasi sebagai akibatnya hasil akhirnya akan diuji coba.salah satunya melalui menggambar atau mewarnai dengan mata ditutup. ”Yang aku perhatikan adalah perubahan rasa empati anak saya sesudah mengikuti training,”ujarnya. Faisal berkisah, sebelumnya putra sulungnya mempunyai konduite enggan berbagi dengan saudara termuda perempuannya yang berusia 3 tahun. Ketika memiliki dua anak, beliau membelikan mainan buat masingmasing.
Biasanya,anak yang kecil pula akan meminta mainan oleh saudara tertua. Sebelum mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah, putra sulungnya selalu enggan untuk menaruh mainannya pada oleh saudara termuda. Tetapi,sesudah mengikuti pelatihan,sekarang sang adik tidak lagi perlu meminta mainan sang saudara tertua, justru sang saudara tertua sendiri yang memberikan mainannya pada adiknya. ”Kok ada perubahan signifikan. Anak sulung aku pribadi menawarkan kepada adiknya,”kata Faisal. Hal itu tentu pada luar dugaan Faisal. Sebab sporadis sekali anak-anak dengan sukarela mau berbagi mainan meski menggunakan saudara termuda sendiri. Selain model insiden tadi,kini putra sulung Faisal jua lebih rajin salat. Jika dulu umumnya untuk salat selalu diingatkan, sekarang tanpa diingatkan putranya sudah melaksanakannya sendiri secara sukarela.
Menurut Faisal, usia emas anak adalah antara 0–6 tahun.masa usia tadi menjadi fondasi karakter ketika dewasa kelak. Itulah sebabnya GMC memberikan kondisi anak yang mengikuti pembinaan harus berusia 5–15 tahun. Dengan asumsi pada masa itulah masih mudah dilakukan pembentukan karakter serta tingkah laku secara efektif atau seringkali diistilahkan masa golden brain. ”Jadi aku tertarik bergabung di GMC bukan lantaran semata-mata omongan orang saja,melainkan karena pengalaman saya sendiri melihat perkembangan anak saya,”ungkapnya. Selain itu,Faisal mengungkapkan kini anaknya lebih mudah mengikuti pelajaran matematika.
Kisah Faisal itu masih ditambah pengalaman temannya yg seorang dokter.sang dokter pula berkisah serupa. Setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah,konduite anak dokter itu berubah. Si anak semakin sayang pada adiknya. Bahkan saking sayangnya yg hiperbola, sang adik kadang merasa khawatir. ”Hal-hal itu adalah di luar dugaan kita terkait aktivasi otak tengah,”ujar Faisal. Kini Faisal yang adalah pengurus Yayasan Al Hanief, sebuah yayasan yang mendirikan lembaga pendidikan taraf kelompok bermain,Taman Kanak-kanak, dan SD,mulai membuka waralaba GMC buat wilayah Bekasi Timur. Meskipun dia mengaku sampai ketika ini lisensi yang dia beli senilai ratusan juta rupiah tersebut belum balik modal,mulai poly murid yang mengikuti pembinaan.
Dulu awalnya Faisal hanya mengadakan pelatihan untuk dua orang anak per training,sekarang homogen-homogen beliau mampu melatih 10 anak untuk satu kali pembinaan. Faisal mengaku, keputusannya buat bergabung membeli waralaba GMC tidak datang-tiba,akan tetapi melalui proses pengumpulan data serta penelusuran yang beliau lakukan sendiri.misalnya,apa saja yang dilakukan di kelas yang diajarkan kepada anak-anak.faisal yg masuk serta mengamati proses pelatihan pada kelas memaparkan ada beberapa hal prosesi pembinaan. Mulai anak-anak diberi permainan-permainan yang membuatnya gembira hingga diperdengarkan suara-suara aneh yg merupakan gelombang suara buat mengaktivasi otak tengah.
Namun Faisal mengaku tidak bisa mengungkapkan misalnya apa gelombang suara aneh tadi. ”Bahkan dengan gelombang suara aneh yg diperdengarkan keras sekali itu,beberapa anak yang sensitif mampu tertidur,”paparnya. Sebagian orang menuding bahwa pada pada kelas,anak-anak sedang dihipnotis sehingga bisa melakukan hal-hal di luar akal misalnya membaca menggunakan mata tertutup serta lainnya.menurut Faisal, hal itu tidak sahih. Dia menjelaskan, analogi yang gampang dan sederhana buat mengungkapkan mengapa anak-anak bisa membaca dan mengenali gambar menggunakan mata tertutup adalah sebagaimana bayi.
Pada ketika awal, indera awal-awal yg dipakai bayi buat berinteraksi menggunakan lingkungannya adalah melalui alat peraba dan indera pendengaran. Penggunaan gelombang bunyi aneh itulah cara mengembalikan anak-anak ke fitrahnya.dengan membangkitkan aktivasi otak tengah, indera telinga serta peraba anak-anak kembali memiliki kemampuan.
Perlukah Aktivasi Otak ?
Sebenarnya telah semenjak lama memang telah dikenal bagaimana mengaktivasi otak ini, contohnya dengan alunan musik klasik (yang paling poluler karya-karya Mozart), lagu-lagu / instrumentalia tertentu, gerakan-gerakan tubuh, membangun suasana tertentu, bermain dengan nomor -angka, menambahkan banyak sekali bahan chemical, serta masih poly cara lainnya.
Banyak institusi menawarkan banyak sekali pembinaan yang menjanjikan buat menaikkan IQ tadi, dengan memasukkan berbagai metode yg diyakini bisa menghilangkan tekanan mental para peserta selanjutnya mempermudah pengaktifan bagian-bagian tertentu otaknya. Beberapa ilmuwan mencoba mengusut mengenai otak tengah / mid brain. Harapan mereka sesudah penemuan yg mencengangkan tentang kiri serta kanan, sekaranglah saatnya mengungkap kenyataan tentang otak tengah. Metode yg dipakai bukan sekedar cara-cara klasik misalnya yg kita kenal di atas, lantaran acara neuro-linguistik (NLP) mereka sisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP). Suasana dibuat sedemikian rupa agar seluruh peserta yg ada di ruangan tadi memasuki Alpha State, suatu fase dimana gelombang lambat pada otak manusia, yang membuat seseorang gampang ditentukan dan diisi oleh berbagai hal sang para pelatih.
Metode yg relatif popular dikenal saat ini adalah BFR (blindfold reading). Sebagai informasi, pada Rusia diperlukan ketika satu tahun bagi seorang murid buat mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu 3 bulan buat melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu saat 12 jam buat membuat anak-anak jenius!. Aktivasi dianggap berhasil bila mereka berhasil mengenali aneka macam macam benda dan halangan pada sekitarnya pada keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tadi akan bisa membaca, menggambar, menghitung, berlari serta menghindari seluruh rintangan tanpa memakai alat penglihatan mereka yaitu mata. Bahkan mereka berani menjanjikan, anak-anak akan mempunyai kemampuan tembus pandang, menyusun kartu remi secara urut tanpa melihat, bisa membaca suatu dokumen misteri di balik tembok, menghitung uang yg terdapat pada dompet di saku baju seorang, merangkum seluruh isi textbook dalam waktu singkat, memprediksi hal-hal tidak baik yang bakal terjadi esok, bahkan membaca pikiran orang-orang yg ada di sekelilingnya supaya tak mudah tertipu. Hal itu bagi mereka dianggap menjadi talenta manusia baru pada jaman terkini ini, karena mempunyai kecerdasan tersendiri (jenius) dengan kemampuan extra sensory perception (ESP), sebagai akibatnya nantinya kita tidak lagi tertarik menonton program pertandingan sulap The Master.
Pandangan di atas tentu tidak begitu saja bisa dibenarkan, karena secara medis kita mampu mengenali fungsi fisiologi semua organ pada tubuh kita. Mengaktifkan dan membangun seseorang buat memperoleh pengalaman extra sensory perception sudah jauh melenceng berdasarkan ranah medis fisiologis. Bahkan hal ini erat kaitannya menggunakan terjadinya berbagai gangguan mental pada manusia, yang galat satu gejalanya merupakan sanggup mendengar, melihat, merasakan serta membaca hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dirasakan serta dibaca oleh orang-orang sehat lainnya. Sebagai model dalam perkara-masalah Skizofrenia pasien merasa konfiden menggunakan kemampuannya membaca isi hati serta pikiran orang-orang lain di sekelilingnya, serta meyakini berbagai penglihatan dan pendengaran mistik yg bisa menciptakan orang lain berdiri bulu kuduknya. Sampai hari ini belum terdapat satupun publikasi yg menyatakan bahwa otak tengah bisa diaktifkan buat menaikkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya sebagai jenius. Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) menciptakan suatu penelitian midbrain pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi midbrain pada wilayah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan menjadi relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan fauna-fauna tersebut.
Ada beberapa tahapan yg wajib dilewati sang suatu lembaga yang memiliki pandangan baru penelitian sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan buat kepentingan publik. Minimal sudah melalui 10 tahun percobaan pada laboratorium (in vivo), selesainya lulus uji klinis, barulah diujikan pada hewan-hewan percobaan menggunakan penilaian kurang lebih 10 tahun. Pada tahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (umumnya mereka dibayar) serta pulang dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu lebih kurang 30 tahun buat membawa suatu metode baru yg aman pada masyarakat. Menurut Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) terdapat beberapa hal yang berubah lantaran aktivasi midbrain, contohnya tekanan arteri primer (mean arterial pressure), genre darah pada ginjal (renal blood flow), genre darah pada daerah paha (femoral blood flow), persarafan wilayah bawah jantung (Inferior cardiac), per-syaraf-an simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, kegiatan persarafan di wilayah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal serta paha tadi bisa mencapai 328%.
Jika dipandang secara umum, di rakyat telah lama berkembang kontroversi mengenai aktivasi otak tengah ini. Tidak sedikit warga yg memberikan tanggapan positif terhadap program ini. Mereka begitu memercayai keuntungannya. Sebaliknya, banyak pula rakyat yg memandang negatif, menuding program ini sebagai bentuk penipuan gaya baru. Kendati begitu, kenyataan maraknya pembinaan aktivasi otak tengah pada Indonesia sudah banyak diikuti warga . Meski harus mengambil kocek lebih pada sebesar Rp3,lima juta per anak buat mengikuti pembinaan selama 2 hari,tidak sedikit rakyat yang mengikutkan anaknya pada acara ini. Malah, Genius Mind Consultancy (GMC)–Indonesia menjadi forum penyelenggaraan training aktivasi otak tengah di Indonesia telah mempunyai cabang waralaba hampir pada seluruh Indonesia. Untuk setiap kota umumnya terdapat pemegang lisensi master serta sublisensi. Di Jakarta misalnya sudah terdapat empat forum GMC yang berdiri. Demikian pula di Bekasi terdapat satu pemegang lisensi master serta delapan cabang lainnya. Hal serupa pula terjadi pada kota-kota lain pada Indonesia. Ibaratnya, sekarang Indonesia sedang demam aktivasi otak tengah. Sudah lima tahun GMC mengembangkan metode aktivasi otak tengah yg dilakukan dalam saat dua hari pada Malaysia dan negara lain (khusus buat usia 5–15 tahun). Pencetus training ini adalah laki-laki berkebangsaan Malaysia David Ting.
Disebut-sebut, metode aktivasi otak tengah telah berkembang selama 50 tahun di Jepang. Sebagian masyarakat meyakini tingkat keberhasilan training ini sangat fenomenal serta membantu ribuan anak pada semua dunia sebagai lebih cerdas, berbakat, dan punya karakter yang baik. GMC hadir pada Indonesia pertama kali di Batam menggunakan program yang dilaksanakan dalam 26–27 September 2009. Program yg sama juga lalu di ikuti di Bandung serta sekitarnya sampai Cirebon, jua pada lepas yang sama. Setelah itu, acara ini digelar di sejumlah kota pada Indonesia. Pemegang master lisensi GMC buat wilayah Indonesia adalah Donny Satiya.
Saking fenomenalnya, Sabtu (25/9), GMC Indonesia melatih 50 anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada markas akbar Cilangkap sesudah pada 12 April 2010 GMC Indonesia berkunjung buat menaruh presentasi tentang aktivasi otak tengah. Kesaksian-kesaksian mengenai manfaat dari aktivasi otak tengah mungkin telah nir terhitung. Banyak kisah serta pengalaman yang diungkapkan orang tua alumni pada page situs resmi GMC Indonesia serta cabang kota lain sampai di jejaring sosial dunia maya Facebook. Kabarnya anak-anak yg mengikuti pembinaan ini tidak hanya sanggup menggambar dan membaca menggunakan mata tertutup, namun juga mempunyai kemampuan ajaib lain.
Sebagaimana dapat dicermati pada page akun Facebook GMC Indonesia, contohnya, dikisahkan ihwal GMC cabang Gresik yg menemukan kenyataan baru. Apabila umumnya seorang anak (setelah mengikuti pembinaan) mampu mengetahui warna dan gambar menggunakan cara diraba, dicium, didengar, namun salah satu siswa GMC Gresik bisa menebak tulisan dalam kertas yang dilipat menggunakan cara menggunakan indera pengecap, yaitu lidah. Tetapi, liputan itu belum terkonfirmasi sahih atau tidaknya. Meski demikian, aktivasi otak tengah diyakini menciptakan anak-anak sanggup membaca serta melihat menggunakan mata tertutup (blind fold),karakter mereka menjadi lebih baik, serta prestasi sekolah mereka semakin tinggi.
Sudah banyak kesaksian yg menyatakan kebenarannya. Bukti lain yang lebih fenomenal mengenai program ini adalah adanya pengakuan berdasarkan Museum Rekor Indonesia (Muri) terhadap kegiatan bersepeda dengan mata tertutup yang diikuti 500 anak dalam Mei 2010 di Jakarta yang diselenggarakan GMC Indonesia. Sebagian orang menuding, mata anak-anak yang mengikuti aktivitas sepeda kalem pada Bundaran HI Jakarta tersebut tidak sepenuhnya ditutup sehingga mereka masih mampu melihat dan mengayuh sepeda menggunakan kondusif. Namun argumentasi lain juga mengungkapkan bahwa jika memang terjadi kebohongan, apakah mungkin dilakukan secara kompak oleh 500 anak tadi?
Yang kentara, berdasarkan pemilik lisensi GMC cabang Bekasi Timur Faisal NA Moeliza, sampai saat ini belum terdapat laporan tentang impak negatif berdasarkan mengikuti training aktivasi otak tengah ini. ”Efek aktivasi otak tengah terhadap setiap anak berbeda-beda. Efek yang dirasakan satu anak nir sanggup dijadikan tolok ukur dalam anak lain,” ungkapnya pada Seputar Indonesia(SINDO). Dalam artikelnya yg berjudul ”Now Everyone Can Be a Genius” sebagaimana yg dipublikasi dalam halaman situs GMC,David Ting menyampaikan dari tahun 2005 GMC telah menemukan pendekatan ilmiah buat mengaktifkan otak tengah. Setelah diaktivasi seorang mampu melihat lewat mata tertutup menggunakan memakai gelombang tertentu di bagian otak yg dikenal dengan mesencephalon.
Lokasinya terletak di antara otak kanan dan kiri. Otak tengah akan berada dalam kondisi tidur atau kurang berfungsi akibat stres dan sedih. Setelah diaktivasi, kekuatan otak tengah kembali bangkit dan poly potensi yg ada, yg secara sederhana dikatakan sebagai jenius. ”Beberapa manfaat aktivasi otak tengah pada antaranya memperbaiki memori sehingga mampu belajar banyak hal dalam waktu lebih sedikit. Lebih konsentrasi, kreatif atau inovatif,memperbaiki talenta, menyeimbangkan hormon atau lebih sehat, serta menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan kiri,”ujar David. Tetapi, argumentasi David mendapat sanggahan sangat keras berdasarkan kalangan medis pada mana dunia kedokteran tidak mengenal istilah otak tengah.
Karena istilah otak tengah hanya dipakai pada ketika pembentukan otak pada janin pada kandungan. Setelah pembentukan itu selesai, otak tengah (midbrain/mesencephalon) sudah digolongkan menjadi batang otak. Kemudian kajian psikologis pula bertolak belakang menggunakan pandangan David yg menyebutkan otak tengah (mesencephalon) merupakan penyeimbang otak kanan dan kiri. Sebab, pada pandangan psikologis, fungsi mesencephalon bukan menjadi penyeimbang otak kanan serta otak kiri, melainkan sebagai mediator antara pikiran sadar serta pikiran bawah sadar. Lantaran itu, dalam laman jejaring sosial Facebook, tidak sedikit pihak yg menggugat dan mencerca GMC ini.
Mereka berpendapat apa yang dijanjikan GMC pada promosinya bisa membuat anak jenius dengan cara instan melalui training yang hanya dua hari merupakan penipuan besar . Dalam galat satu akun Facebook yang bernama Menggugat GMC Indonesia nir hanya diungkapkan tentang pengalaman tidak baik para orang tua yang kecewa terhadap GMC.grup akun ini jua telah beranggotakan 4.300-an orang.diskusi yg berlangsung pada halaman akun Facebook ini juga demikian bergerak maju. Tidak tidak sinkron jua, pada salah satu posting dalam page kaskus.us mengenai kisah korban aktivasi otak tengah serta persiapan gugatan hukum dibahas sisi-sisi negatif berdasarkan pembinaan tadi.
Thread ini jua menerima bayak tanggapan menggunakan diskusi yang sangat bergerak maju diiringi menggunakan kesaksian-kesaksian menurut orang-orang yang dirugikan. Bagaimanapun, benar atau tidaknya manfaat berdasarkan aktivasi otak tengah ini, hanya GMC serta saat yg mampu menjawabnya. Yang kentara, pelatihan aktivasi otak tengah ini sekarang menuai kontroversi, bahkan acara ini dituding menjadi salah satu bentuk penipuan usaha berkedok ilmiah atau sains.
Kesaksian Penyelenggara Aktifasi Otak Tengah
Meskipun penyelenggara aktifasi otak tengah ini mendapat reaksi keras, tudingan serta cibiran, namun mereka permanen bersikukuh bawa acara yang mereka laksanakan sudah sangat baik. Dan akan terus dilaksanakan, mereka tetap mengandalkan liputan serta kesaksian pengalaman orang-orang yang telah sukses mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah ini. Aktivasi otak tengah sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Setidaknya itulah yg disampaikan pemilik lisensi GMC buat wilayah Bekasi Timur Faisal NA Moeliza.apa yg disampaikan Faisal didasarkan atas pengalaman pribadinya. Kepada Seputar Indonesia(SINDO) Faisal berkisah,awalnya dirinya pula nir terlalu percaya menggunakan efektivitas training aktivasi otak tengah.namun, sejak putra pertamanya yg berusia 8 tahun mengikuti pembinaan Juli 2010 lalu,akhirnya beliau mulai percaya akan manfaat training tersebut.
”Awalnya waktu mendengar terdapat training aktivasi otak tengah,sebagai orang awam saya tidak tertarik,”ujarnya. Saat itu yang didengar Faisal akan terjadi perubahan tingkah laku dalam anak antara sebelum serta sehabis otak tengahnya diaktivasi. Dengan metode gelombang suara eksklusif,otak tengah akan diaktivasi sebagai akibatnya hasil akhirnya akan diuji coba.salah satunya melalui menggambar atau mewarnai dengan mata ditutup. ”Yang aku perhatikan adalah perubahan rasa empati anak saya sesudah mengikuti training,”ujarnya. Faisal berkisah, sebelumnya putra sulungnya mempunyai konduite enggan berbagi dengan saudara termuda perempuannya yang berusia 3 tahun. Ketika memiliki dua anak, beliau membelikan mainan buat masingmasing.
Biasanya,anak yang kecil pula akan meminta mainan oleh saudara tertua. Sebelum mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah, putra sulungnya selalu enggan untuk menaruh mainannya pada oleh saudara termuda. Tetapi,sesudah mengikuti pelatihan,sekarang sang adik tidak lagi perlu meminta mainan sang saudara tertua, justru sang saudara tertua sendiri yang memberikan mainannya pada adiknya. ”Kok ada perubahan signifikan. Anak sulung aku pribadi menawarkan kepada adiknya,”kata Faisal. Hal itu tentu pada luar dugaan Faisal. Sebab sporadis sekali anak-anak dengan sukarela mau berbagi mainan meski menggunakan saudara termuda sendiri. Selain model insiden tadi,kini putra sulung Faisal jua lebih rajin salat. Jika dulu umumnya untuk salat selalu diingatkan, sekarang tanpa diingatkan putranya sudah melaksanakannya sendiri secara sukarela.
Menurut Faisal, usia emas anak adalah antara 0–6 tahun.masa usia tadi menjadi fondasi karakter ketika dewasa kelak. Itulah sebabnya GMC memberikan kondisi anak yang mengikuti pembinaan harus berusia 5–15 tahun. Dengan asumsi pada masa itulah masih mudah dilakukan pembentukan karakter serta tingkah laku secara efektif atau seringkali diistilahkan masa golden brain. ”Jadi aku tertarik bergabung di GMC bukan lantaran semata-mata omongan orang saja,melainkan karena pengalaman saya sendiri melihat perkembangan anak saya,”ungkapnya. Selain itu,Faisal mengungkapkan kini anaknya lebih mudah mengikuti pelajaran matematika.
Kisah Faisal itu masih ditambah pengalaman temannya yg seorang dokter.sang dokter pula berkisah serupa. Setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah,konduite anak dokter itu berubah. Si anak semakin sayang pada adiknya. Bahkan saking sayangnya yg hiperbola, sang adik kadang merasa khawatir. ”Hal-hal itu adalah di luar dugaan kita terkait aktivasi otak tengah,”ujar Faisal. Kini Faisal yang adalah pengurus Yayasan Al Hanief, sebuah yayasan yang mendirikan lembaga pendidikan taraf kelompok bermain,Taman Kanak-kanak, dan SD,mulai membuka waralaba GMC buat wilayah Bekasi Timur. Meskipun dia mengaku sampai ketika ini lisensi yang dia beli senilai ratusan juta rupiah tersebut belum balik modal,mulai poly murid yang mengikuti pembinaan.
Dulu awalnya Faisal hanya mengadakan pelatihan untuk dua orang anak per training,sekarang homogen-homogen beliau mampu melatih 10 anak untuk satu kali pembinaan. Faisal mengaku, keputusannya buat bergabung membeli waralaba GMC tidak datang-tiba,akan tetapi melalui proses pengumpulan data serta penelusuran yang beliau lakukan sendiri.misalnya,apa saja yang dilakukan di kelas yang diajarkan kepada anak-anak.faisal yg masuk serta mengamati proses pelatihan pada kelas memaparkan ada beberapa hal prosesi pembinaan. Mulai anak-anak diberi permainan-permainan yang membuatnya gembira hingga diperdengarkan suara-suara aneh yg merupakan gelombang suara buat mengaktivasi otak tengah.
Namun Faisal mengaku tidak bisa mengungkapkan misalnya apa gelombang suara aneh tadi. ”Bahkan dengan gelombang suara aneh yg diperdengarkan keras sekali itu,beberapa anak yang sensitif mampu tertidur,”paparnya. Sebagian orang menuding bahwa pada pada kelas,anak-anak sedang dihipnotis sehingga bisa melakukan hal-hal di luar akal misalnya membaca menggunakan mata tertutup serta lainnya.menurut Faisal, hal itu tidak sahih. Dia menjelaskan, analogi yang gampang dan sederhana buat mengungkapkan mengapa anak-anak bisa membaca dan mengenali gambar menggunakan mata tertutup adalah sebagaimana bayi.
Pada ketika awal, indera awal-awal yg dipakai bayi buat berinteraksi menggunakan lingkungannya adalah melalui alat peraba dan indera pendengaran. Penggunaan gelombang bunyi aneh itulah cara mengembalikan anak-anak ke fitrahnya.dengan membangkitkan aktivasi otak tengah, indera telinga serta peraba anak-anak kembali memiliki kemampuan.
Perlukah Aktivasi Otak ?
Sebenarnya telah semenjak lama memang telah dikenal bagaimana mengaktivasi otak ini, contohnya dengan alunan musik klasik (yang paling poluler karya-karya Mozart), lagu-lagu / instrumentalia tertentu, gerakan-gerakan tubuh, membangun suasana tertentu, bermain dengan nomor -angka, menambahkan banyak sekali bahan chemical, serta masih poly cara lainnya.
Banyak institusi menawarkan banyak sekali pembinaan yang menjanjikan buat menaikkan IQ tadi, dengan memasukkan berbagai metode yg diyakini bisa menghilangkan tekanan mental para peserta selanjutnya mempermudah pengaktifan bagian-bagian tertentu otaknya. Beberapa ilmuwan mencoba mengusut mengenai otak tengah / mid brain. Harapan mereka sesudah penemuan yg mencengangkan tentang kiri serta kanan, sekaranglah saatnya mengungkap kenyataan tentang otak tengah. Metode yg dipakai bukan sekedar cara-cara klasik misalnya yg kita kenal di atas, lantaran acara neuro-linguistik (NLP) mereka sisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP). Suasana dibuat sedemikian rupa agar seluruh peserta yg ada di ruangan tadi memasuki Alpha State, suatu fase dimana gelombang lambat pada otak manusia, yang membuat seseorang gampang ditentukan dan diisi oleh berbagai hal sang para pelatih.
Metode yg relatif popular dikenal saat ini adalah BFR (blindfold reading). Sebagai informasi, pada Rusia diperlukan ketika satu tahun bagi seorang murid buat mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu 3 bulan buat melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu saat 12 jam buat membuat anak-anak jenius!. Aktivasi dianggap berhasil bila mereka berhasil mengenali aneka macam macam benda dan halangan pada sekitarnya pada keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tadi akan bisa membaca, menggambar, menghitung, berlari serta menghindari seluruh rintangan tanpa memakai alat penglihatan mereka yaitu mata. Bahkan mereka berani menjanjikan, anak-anak akan mempunyai kemampuan tembus pandang, menyusun kartu remi secara urut tanpa melihat, bisa membaca suatu dokumen misteri di balik tembok, menghitung uang yg terdapat pada dompet di saku baju seorang, merangkum seluruh isi textbook dalam waktu singkat, memprediksi hal-hal tidak baik yang bakal terjadi esok, bahkan membaca pikiran orang-orang yg ada di sekelilingnya supaya tak mudah tertipu. Hal itu bagi mereka dianggap menjadi talenta manusia baru pada jaman terkini ini, karena mempunyai kecerdasan tersendiri (jenius) dengan kemampuan extra sensory perception (ESP), sebagai akibatnya nantinya kita tidak lagi tertarik menonton program pertandingan sulap The Master.
Pandangan di atas tentu tidak begitu saja bisa dibenarkan, karena secara medis kita mampu mengenali fungsi fisiologi semua organ pada tubuh kita. Mengaktifkan dan membangun seseorang buat memperoleh pengalaman extra sensory perception sudah jauh melenceng berdasarkan ranah medis fisiologis. Bahkan hal ini erat kaitannya menggunakan terjadinya berbagai gangguan mental pada manusia, yang galat satu gejalanya merupakan sanggup mendengar, melihat, merasakan serta membaca hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dirasakan serta dibaca oleh orang-orang sehat lainnya. Sebagai model dalam perkara-masalah Skizofrenia pasien merasa konfiden menggunakan kemampuannya membaca isi hati serta pikiran orang-orang lain di sekelilingnya, serta meyakini berbagai penglihatan dan pendengaran mistik yg bisa menciptakan orang lain berdiri bulu kuduknya. Sampai hari ini belum terdapat satupun publikasi yg menyatakan bahwa otak tengah bisa diaktifkan buat menaikkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya sebagai jenius. Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) menciptakan suatu penelitian midbrain pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi midbrain pada wilayah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan menjadi relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan fauna-fauna tersebut.
Ada beberapa tahapan yg wajib dilewati sang suatu lembaga yang memiliki pandangan baru penelitian sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan buat kepentingan publik. Minimal sudah melalui 10 tahun percobaan pada laboratorium (in vivo), selesainya lulus uji klinis, barulah diujikan pada hewan-hewan percobaan menggunakan penilaian kurang lebih 10 tahun. Pada tahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (umumnya mereka dibayar) serta pulang dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu lebih kurang 30 tahun buat membawa suatu metode baru yg aman pada masyarakat. Menurut Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) terdapat beberapa hal yang berubah lantaran aktivasi midbrain, contohnya tekanan arteri primer (mean arterial pressure), genre darah pada ginjal (renal blood flow), genre darah pada daerah paha (femoral blood flow), persarafan wilayah bawah jantung (Inferior cardiac), per-syaraf-an simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, kegiatan persarafan di wilayah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal serta paha tadi bisa mencapai 328%.
Sumber: Di rangkum berdasarkan banyak sekali sumber.
Baca pula Link terkait ini:
//www.mbc-indonesia.net/
//radenbeletz.com/dahsyatnya-otak-tengah.html
//www.indospiritual.com/artikel_dr-arfan-mappalillu-sps-ahli-neurologi-tidak-terdapat-imbas-samping-aktivasi-otak-tengah.html
//gracecenterbali.blogspot.com/2010/04/mengaktivasi-otak-tengah-pikirkan-dulu.html
Baca pula Link terkait ini:
//www.mbc-indonesia.net/
//radenbeletz.com/dahsyatnya-otak-tengah.html
//www.indospiritual.com/artikel_dr-arfan-mappalillu-sps-ahli-neurologi-tidak-terdapat-imbas-samping-aktivasi-otak-tengah.html
//gracecenterbali.blogspot.com/2010/04/mengaktivasi-otak-tengah-pikirkan-dulu.html
0 Response to "AKTIVASI OTAK TENGAH BETULKAH ADA"
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.