-->

SEJARAH DAN RIWAYAT SINGKAT PENDIDIKAN TAMAN SISWA

Riwayat Singkat Pendidikan Taman Siswa


Pendiri pendidikan Taman Siswa atau lebih dikenal dengan perguruan taman murid ini adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta bernama RM. Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan pada Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889dari ayah bernama K.P.H. Suryaningrat .setelah usia 39 tahun atau 40 tahun (tahun jawa), tepatnya pada tanggal 23 pebruari 1928 berganti nama sebagai Kihajar Dewantara. Pendidikan yang sudah ditempuh dimulai dari SD Belanda (Europesche Lagere School), lalu melanjutkan pendidikan ke sekolah dokter pada Stovia. Berhubung kekurangan biaya , sekolah ini ditinggalkan, lalu bekerja dan memasuki global politik beserta sama lulusan Stovia yang lain seperti Dr.cipto Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi(Dr. Douwes Dekker).


Perjuangan Sebelum Mendirikan Taman Siswa

Sebelum memasuki lapangan pendidikan, bersama menggunakan dua sahabat lainnya Dr.cipto Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi, Kihajar Dewantara mendirikan organisasi politik yg bersifat revolusioner, sebagai akibatnya terkenal dengan nama 3 serangkai pendiri Indische Partij (IP).

Taman-Siswa%2BKweekschool-Ki%2BHadjar%2BDewantara.jpg
Taman Siswa-Dr. Cipto Mangunkusuma 

Dalam waktu itu jua (1912) Kihajar Dewantara beserta dengan Dr. Cipto Mangunkusuma mendrikan Komite Bumiputera yang bertujuan memprotes adanya keharusan bagi masyarakat Indonesia yg dijajah buat merayakan kemerdekaan Nederland dari penindasan Napoleon yg menggunakan paksa mengumpulkan uang sampai kepelosok – pelosok.dengan brosur pertama yg berjudul “Seandainya saya orang Belanda”dari karyanya sendiri yg secara singkat isinya nir selayaknya bangsa Indonesia yang ditindas ikut merayakan kemerdekaan dari bangsa Belanda yg menindasnya.

Karena dipercaya bahaya, Kihajar Dewantara diinternir ke Bangka, kemudian dieksternir ke negeri Belanda atas permintaannya sendiri.pada massa ini dan ditempat inilah dia mendapatkan kesempatan buat mengusut perkara pendidikan dan pedagogi. Setelah 4 tahun, menggunakan tanpa diminta putusan eksternir itu dicabut sebagai akibatnya ia bisa pulang balik ke tanah airnya.

Sekembali ketanah airnya beliau meneruskan perjuangan politiknya, dimulai lagi berdasarkan menulis pada surat kabar yg berjudul “ Kembali ke Pertempuran” . Beliau menjadi sekretaris politik , dan menjadi redaktur 3 majalah berdasarkan partai politik (National Indesche Partij) tadi yaitu De Beweging, Persatuan India , serta Penggugah. Dengan aktifnya ke global politik hidupnya hanya untuk masuk dan keluar penjara.

Karena semakin kejam Pemerintah Belanda terhadap masyarakat Indonesia, lebih-lebih terhadap pergerakan warga Indonesia dan supaya perjuangan buat kepentingan bangsa lebih bermanfaat maka Kihajar Dewantara meninggalkan medan politik yang nampak, memasuki medan pendidikan serta pengajaran (1921) dimulai menurut mengajar dalam Sekolah Adhidarma kepunyaan kakaknya R.M Suryopranoto pada Yogyakarta.


Perjuangan Setelah Mendirikan Taman Siswa

Setlah satu tahun mengajar di Adhidarma Kihajar Dewantara mendirikan sekolah yg sinkron menggunakan cita-citanya sendiri (tiga Juli !922) dengan nama “Natinal Onderwisj Institut Taman Siswa” yang kelak diubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Sekolah ini mula – mula hanya mencakup bagian Taman Anak serta Bagian Kursus Guru saja.

Perjuangannya mengalami poly rintangan , namun semuanya dapat diatasi berkat keberanian serta keuletan dari sifat yg dimilikinya, yg dapat ditinjau berdasarkan beberapa insiden berikut ini.

Dalam tahun 1924 dia dikenakan pajak rumah tangga, tetapi beliau tidak suka membayarnya , karena keluarganya hanya menempati dua kamar yg dikelilingi kelas kelas di tengah perguruannya. Menurut taksirannya seharusnya nir kena pajak, serta barang-barang milik perguruan jua seharusnya bebas dari pajak tersebut. Akhirnya barang-barang kepunyaan Taman Siswa dilelang pada depan umum. Namun lalu pajak itu dikembalikan setelah Kihajar Dewantara mengajukan protes. Dan atas kedermawanan pembeli, barang – barang milik Taman Siswa yg terlelang tadi diserahkan balik kepada Taman Siswa.

Rintangan berikutnya adanya ordonansi Sekolah partikelir yg dikeluarkan dalam tanggal 17 September 1932, dimana isinya : Sekolah Partikelir wajib minta izin dahulu; pengajar-guru sebelum memberi pelajaran wajib mempunyai biar mengjar ;dan isi pelajaran nir boleh melanggar peraturan negeri serta harus sesuai dengan sekolah negeri.

Kihajar Dewantara menentangnya, karena ordonansi itu diangap melampaui batas. Segera ia mengirim kawat protes pada Gubernur Jendral. Sikap tersebut menerima sambutan berdasarkan partai-partai serta banyak harian serta diperjuangkan jua di Volkraad. Akhirnya ordonansi itu dibatalkan (1933).

Tipu muslihat lain dengan dikeluarkan “Larangan Mengajar”. Selama 2 tahun (1934-1936) Guru Taman Siswa yang terkena korban lebih menurut 60 orang bahkan ada cabang Taman Siswa yang ditutup selama satu tahun.

Mulai bulan Pebruari taun1935 Taman siswa terkena lagi peraturan tentang tunjangan anak yang mulai tahun ini hanya diberikan kepada pegawai negeri yg anaknya bersekolah dalam sekolah negeri,sekolah partikelir menerima subsidi,sekolah-sekolah lain yang bisa hak memakai salah satu nama sekolah negeri, contohnya; HIS, Voolks Schooldan sebagainya. Oleh usaha Kihajar Dewantara akhirnya mulai tahun 1938 tunjangan anak bagi semua pegawai sama tanpa melihat sekolah yg dimasuki.

Perjuangan lainnya merupakan menentang Pajak Upah yang diberlakukan tahun 1935. Kihajar Dewantara menentangnya lantaran dalam Taman Siswa nir terdapat majikan dan buruh ,namun atas dasar kekeluargaan. Tuntutannya berhasil tahun 1940 sehingga pengajar-guru Taman Siswa dibebaskan berdasarkan PajakUpah tadi.

Pada jaman Jepang jua dimuntahkan peraturan mengenai sekolah swasta, yg diperbolehkan hanya sekolah kejuruan saja (kecuali sekolah pengajar), misalnya urusan tempat tinggal tangga, pertanian, perindustrian, serta lain-lainya. Lantaran itu Taman Dewasa diubah sebagai Taman Tani, Taman Madya dan Taman Guru dibubarkan. Pada tahun ini dia pindah ke Jakarta karena diangkat menjadi keliru seorang pemimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat).

Taman-Siswa%2BKweekschool-Ki%2BHadjar%2BDewantara2a.jpg
Taman Siswa-Kihajar Dewantara

Pada zaman kemerdekaan ia pernah berturut – turut menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran serta Kebudayaan yg pertama, Anggota serta Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Anggota Parlemen, dan menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Kebudayaan berdasarkan Universitas Gajah Mada dalam tanggal 19 Desember 1956. Dan pada lepas 26 april 1959 Kihajar Dewantara tewas dalam usia 70 tahun.

* * *

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "SEJARAH DAN RIWAYAT SINGKAT PENDIDIKAN TAMAN SISWA"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel