-->

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT ERIKSON


Zona bucin---Meskipun kepribadian seorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian bisa serta mungkin terjadi, terutama ditentukan oleh faktor lingkungan berdasarkan dalam faktor fisik. Erikson dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2005 mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian menggunakan kesamaan yg bipolar:
  1. Masa bayi (infancy) ditandai adanya kecenderungan trust mistrust. Perilaku bayi didasari sang dorongan mempercayai atau nir mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, namun orang yang dipercaya asing dia tidak akan mempercayainya. Oleh karenanya kadang-kadang bayi menangis apabila di pangku sang orang yg tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya pada orang-orang yg asing namun jua kepada benda asing, loka asing, bunyi asing, perlakuan asing serta sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut tak jarang bayi menangis.
  2. Masa kanak-kanak awal (early childhood ditandai adanya kesamaan autonomyshame, doubt. Pada masa ini hingga-batas-batas tertentu anak sudahbisa berdiri sendiri, pada arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum menurut botol sendiri tanpa ditolong sang orang tuanya, namun di pihak laindia ga telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan pada berbuat, sebagai akibatnya acapkali minta pertolongan atau persetujuan menurut orang tuanya.
  3. Masa pra sekolah(Preschool Age) ditandai adanya kesamaan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tadi beliau terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi lantaran kemampuan anak tadi masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tadi menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, serta buat sementara waktu beliau nir mau berinisatif atau berbuat.
  4. Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kesamaan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan termin sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang terdapat di lingkungannya. Dorongan buat mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat akbar, namun pada pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan serta pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, kendala bahkan kegagalan. Hambatan serta kegagalan ini bisa mengakibatkan anak merasa rendah diri.
  5. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kesamaan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung jua sang kemampuan serta kecakapan–kecakapan yg dimilikinya beliau berusaha buat membentuk serta menerangkan bukti diri diri, karakteristik-ciri yg khas menurut dirinya. Dorongan menciptakan serta menerangkan identitasdiri ini, pada para remaja seringkali sekali sangat ekstrim serta berlebihan, sebagai akibatnya nir sporadis dicermati sang lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan bukti diri diri yg kuat di satu pihak, tak jarang diimbangi sang rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap grup sebayanya. Di antara grup sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan acapkali mereka sangat patuh terhadap peran yg diberikan kepada masing-masing anggota.
  6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kesamaan intimacyisolation. Kalau dalam masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang bertenaga dengan grup sebaya, namun pada masa iniikatan gerombolan sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina interaksi yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yg sepaham. Jadi dalam tahap ini ada dorongan buat membangun interaksi yg intim menggunakan orang-orang eksklusif, serta kurang akrab atau renggang menggunakan yg lainnya.
  7. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kesamaan generativitystagnation. Sesuai menggunakan namanya masa dewasa, dalam termin ini individu telah mencapai puncak menurut perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan serta kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu serta kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami kendala.
  8. Masa hari tua (Senescence)ditandai adanya kecenderungan ego integritydespair. Pada masa ini individu sudah mempunyai kesatuan atau intregitas langsung, semua yang sudah dikaji serta didalaminya sudah sebagai milik pribadinya. Pribadi yg telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yg mendekati akhir. Mungkin beliau masih mempunyai beberapa asa atau tujuan yg akan dicapainya tetapi lantaran faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan buat dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan buat terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia acapkali mematahkan dorongan tadi, sebagai akibatnya keputusasaan acapkali menghantuinya.
Kedelapan tahapan perkembangan kepribadian bisa digambarkan pada tabel berikut adalah :

Developmental Stage
Basic Components
Infancy
Early childhood
Preschool age
School age
Adolescence
Young adulthood
Adulthood
Senescence
Trust vs Mistrust
Autonomy vs Shame, Doubt
Initiative vs Guilt
Industry vs Inferiority
Identity vs Identity Confusion
Intimacy vs Isolation
Generativity vs Stagnation
Ego Integrity vs Despair

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT ERIKSON"

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel